[Sequel] Behind Their Glasses...
Author :
Minnie_14
Main
Cast :
-Choi
Soo ri (OC)
-Lee
Taemin
Support
Cast :
-Other Member
SHINee
Lenght : Sequel
4 of ?
Genre
: Friendship, Romance, Family.
Rating
: General
Summary
: Dikala kebenaran harus terhalang kedok yang sungguh mengagumkan,
menyembunyikan segala macam dusta dan derita yang sungguh menyakitkan.
PART
4
---Behind
Their Glasses---
Soo ri masih memeluk
tubuh lemas Taemin dengan sesekali mngguncangkan tubuh Taemin berharap ia akan
membuka matanya, sementara disisi lain Junho kian mendekat kearah mereka berdua
begitu pula dengan anak buah Junho, tanpa disadari Soo ri dari arah belakangnya
anak buah Junho sudah membawa obat bius siap membekap Soo ri, Soo ri berusaha
berontak dari sekapan anak buah Junho namun terlambat karena obat biusnya sudah
mulai bekerja dan kini tubuh Soo ri jatuh disamping tubuh Taemin.
In
the Other Side...
Seorang namja tampan
bermata sipit tengah mondar-mandir kebingungan didalam kamarnya, pasalnya
dongsaengnya hingga kini tidak memberi kabar mengenai keberadaannya, Onew,
hyung tertua Taemin kebingungan harus berbuat apa karena tidak biasanya
dongsaengnya itu tidak memberi kabar padanya sama sekali sejak terakhir kali
bertemu saat di sekolah. Dan lagi dia tidak bisa menghubungi Soo ri yang
akhir-akhir ini dekat dengan dongsaengnya.
“Kemana perginya bocah tengik itu, apa ia tidak bosan
membuatku selalu khawatir” kata Onew frustasi.
“Sudahlah hyung, dia bukan anak kecil lagi, lagi pula apa
kau lupa betapa menyeramkannya dongsaeng kesayanganmu itu saat mengamuk” sahut
Minho seraya memainkan bola basket di kedua tangan besarnya.
“Aku tahu, tapi tidak biasanya ia pergi diam-diam seperti
ini” sahut Onew mulai kesal karena harus terus menunggu sesuatu yang tak pasti.
Sementara para
dongsaengnya yang lain yakni Jonghyun, Minho dan Key kini tengah memandang
resah pada hyung tertua mereka karena tidak biasanya Onew bersikap seperti ini.
“Sssttss..Key..Key...” bisik Jonghyun.
“Mmm..Wae hyung?” sahut Key tanpa engalihkan pandangannya
dari majalah yang ia baca sedari tadi.
“Ada apa dengan Onew Hyung, tidak biasanya ia bersikap
secemas itu, setelah terakhir kali aku melihatnya saat Taemin kritis akibat
kecelakaan dulu” ucap Jonghyun dengan masih berbisik.
“Biarkan saja dia hyung, meski terlihat kejam dia kan
memang sangat menyayangi bocah tengik itu” sahut Key.
Onew masih saja
mondar-mandir kebingungan menunggu kabar kepastian keberadaan Taemin, Minho
yang sedari tadi sudah merasa jengah melihat tingkah hyung tertuanya itu, mulai
bangkit dari posisinya menghampiri Onew dan menarik smartphone yang sedari tadi
digenggamnya.
“Ya! Mau apa kau” bentak Onew setelah smartphonenya
diambil oleh Minho.
Minho hanya terdiam dan
terus mengetikkan beberapa nomor di smartphone Onew dan nampak menghubungi
seseorang, setelah beberapa menit Minho menyerahkan kembali smartphone milik
Onew dan kembali duduk diatas meja belajar Onew. Onew terdiam sambil
memperhatikan tingkah Minho lalu dilihatnya smartpbone miliknya tengah
melakukan panggilan pada nomor yang tak dikenal.
“Yoboseo..” kata Onew memulai panggilan.
“Ne, nuguseyo?”
sahut suara diseberang telepon.
“Aku Onew, mian tadi Minho yang menghubungimu”sahut Onew.
“Ah,ne hyung tak apa, waegeurae?”
sahut suara diseberang telepon lagi.
“Mian, apa aku mengenalmu? Sepertinya kau kenal siapa
aku?” sahut Onew mulai bingung.
“Ne hyung aku
Minwo, adik kelasmu teman Soo ri, wae hyung?” sahut Minwo.
Onew mulai mendapat setitik
cahaya terang, ia menatap puas pada Minho dan mendapat balasan sedikit
seringaian dari Minho.
“Oh ne Minwo-si, ada hal yang ingin aku tanyakan padamu,
apa kau mengetahui kemana perginya Soo ri dan dongsaengku Taemin?” tanya Onew
to the point.
“Ah ne hyung, kalau
tidak salah aku melihat Soo ri saat pulang sekolah tadi, dia pergi bersama
seorang namja bertubuh kekar dan sepertinya bukan salah satu siswa dari SIHS,
sedangkan mengenai Taemin, aku tak melihatnya dari pagi di sekolah” jawab
Minwo.
“Namja kekar?! Minwo-si, apa aku bisa tahu ciri-ciri lain
dari namja itu?!” tanya Onew lagi mualai khawatir.
“Hmmm, kalau tidak salah
namja itu bertubuh tinggi, bermata sangat sipit dan memiliki rambut darkbrown
pendek dan kalau tidak salah lagi dia membawa mobil sport bagus keluaran
terbaru dan di bagian belakang mobilnya terdapat stiker SeoulRider” jelas
Minwo.
“Sudah kuduga!!” sambung Onew.
“ada apa sebenarnya
Hyung?” tanya Minwo
“Ah..ani Minwo-si, gomawo atas infonya” sahut Onew
sembari menutup telepon dari Minwo.
Onew mencengkeram erat
smartphonenya, dipandanginya para dongsaengnya yang sedari tadi menunggu kabar
darinya. Onew menghampiri mejanya dan mengambil kunci mobil yang sdari tadi
tergeletak dimeja, dan hendak meninggalkan kamarnya hingga Key menghentikan
langkah Onew.
“Hyung mau kemana?” tanya Key.
“Menghajar pecundang jalanan Seoul, kalau kalian memang
ingin ikut cepat ambil mobil kalian dan ikut denganku” sahut Onew dingin.
Key,Jonghyun dan Minho
mulai mengerti maksud dari hyungnya, mereka bergegas mengambil langkah
mengikuti hyung tertua mereka.
---Behind
Their Glasses---
Soo ri
mengerjap-ngerjapkan matanya mulai menangkap cahaya yang masuk melalui celah
ruang gudang tua itu, dilihatnya tubuh Taemin yang masih tergeletak lemah
disampingnya, Soo ri bergegas menghampiri tubuh Taemin dan meletakkan kepala
Taemin dipangkuannya, dibelainya surai merah taemin yang masih basah akan
keringat dan darah Taemin. Soo ri terdiam dipandanginya wajah Taemin dengan
penuh rasa sedih. Tanpa terasa air mata Soo ri jatuh mengenai pipi Taemin.
“Kenapa kau menangis?” tanya Taemin dengan suara parau
dan lirih.
Soo ri terkejut
mendengar suara Taemin, dengan cepat ia menyeka airmatanya kasar dengan kedua
tangannya, dia tersenyum mendapati Taemin mulai membuka matanya dan kini tengah
menatap wajah Soo ri.
“Ani, siapa yang menangis?!” sahut Soo ri.
“Hehh...Dasar pembohong, lalu apa ini?” kata Taemin
sambil tersenyum sembari tangannya mengusap pipi Soo ri yang masih meninggalkan
jejak airmata.
Soo ri terdiam, ia
meraih tangan Taemin yang penuh luka dan menggenggamnya dengan erat membuat
Taemin sedikit terperanjat akan perlakuan Soo ri. Taemin terdiam dipandanginya
wajah Soo ri yang kian menunduk.
“Wae..kenapa dengan wajahmu hah?! Tanya Taemin dengan
nada sedikit menggertak namun dengan suara yang masih parau dan terkesan
lembut.
Soo ri masih terdiam
hingga perlahan ia mengangkat wajahnya dan menatap Taemin lekat.
“Mianhae, jeongmal mianhae..hiks..hiks..ini semua salahku
andai saja aku tidak ceroboh dan sembarangan menerima ajakan orang licik itu kau
tidak akan terluka seperti ini hiks..aku..aku...mianh—“ sahut Soo ri namun
perkataannya terpotong karena Taemin dengan cepat membungkam Soo ri dengan bibirnya.
“Dasar cerewet, apa semua yeoja secerewet dirimu” sahut
Taemin sesaat setelah melepaskan ciuman mereka.
Soo ri terdiam dia
tampak masih terkejut akan perlakuan Taemin, sementara di pihak lain Taemin
hanya tertawa sesekali meringis kesakitan karena bibirnya yang masih terluka.
“Dasar yeoja bodoh, ini bukan karena kesalahanmu, kan
sudah kubilang lebih baik aku yang terluka seperti ini daripada harus melihatmu
terluka ditangan namja sialan itu, dan sekali lagi dengarkan perkataanku
baik-baik, kau adalah orang yang paling berarti bagiku disamping para hyungku
karena berkat dirimulah aku tahu bagaimana caranya menghargai dan menjaga
perasaan orang lain dan secara perlahan merubah hidupku, aku sungguh-sungguh
menyayangimu, jeongmal saranghae..” ucap Taemin lembut seraya bangkit dari
pangkuan Soo ri sembari mengusap air mata Soo ri yang perlahan mengalir dan
perlahan meraih tubuh Soo ri dan memeluknya erat.
Soo ri hanya terdiam
dan membalas pelukan Taemin dengan erat, “Nado Saranghae..” balas Soo ri.
Pintu gudang ruang itu
tiba-tiba terbuka dan menampakkan Junho serta para anak buahnya yang tengah
tersenyum menghina kearah Soo ri dan Taemin.
“Seret dia keluar” perintah Junho.
Junho memerintahkan
pada anak buahnya untuk membawa Taemin dan menariknya keluar, Soo ri berusaha
mencegah para anak buah Junho namun percuma karena postur tubuhnya yang kalah
jauh. Soo ri hanya bisa menangis dan memohon pada Junho agar melepaskan Taemin
namun hanya ditanggapi gelak tawa oleh Junho.
---Behind
Their Glasses---
Onew mengendarai mobil
lamborgini silver miliknya dengan penuh kekesalan, di belakang mobilnya nampak
3 mobil sport lain yang mengikuti arah kemana mobil Onew melaju, setelah
mendengar kabar dari Minwo mengenai Soo ri dan ciri-ciri namja yang mengajaknya
Onew tahu ia adalah Junho yang berusaha balas dendam lagi dengan menggunakan
Soo ri sebagai umpan dan ia yakin pasti Taemin akan datang untuk
menyelamatkannya.Onew semakin melajukan mobilnya menuju tempat yang mungkin
digunakan Junho untuk menyekap Soo ri yakni gudang di tepi kota Seoul.
Sesampainya di lokasi yang diperkirakan olehnya, Onew dan para dongsaengnya mulai
yakin bahwa itu adalah tempat yang benar karena melihat banyaknya anak buah
Junho yang berjaga di luar area gudang selain itu disamping gedung tua itu juga
tampak mobil milik Taemin.
“Cih..dasar pecundang, ia menggunakan cara yang sama
untuk menjebak Taemin” bisik Onew sambil mengamati para anak buah Junho yang
masih belum menyadari kehadiran Onew dan para dongsaengnya.
Dari arah pintu masuk
gudang tua itu nampak beberapa orang tengah menarik seorang namja yang terlihat
terluka parah, dan sesekali tampak anak buah Junho yang masih memukulnya meski
namja tersebut sudah tak berdaya, setelah lama diperhatikan akhirnya Onew bisa
melihat wajah sang namja dan ia terkejut bahwa namja yang dilihatnya adalah
dongsaengnya sendiri Taemin. Onew geram hendak menghampiri para namja itu dan
menyelamatkan Taemin kalau saja tidak dicegah oleh Key. Onew hanya bisa
mengeram marah dan menahan emosinya saat kembali menatap dongsaengnya yang
nampak sangat lemah dan tak berdaya.Selang beberapa saat muncul Junho dengan
tangan yang mencengkeram seorang yeoja yang tak lain adalah Soo ri, sama halnya
dengan Taemin, Soo ri menderita cedera di beberapa bagian tubuhnya. Onew sudah
tak tahan lagi menahan amarahnya ia menghiraukan semua panggilan dari para
dongsaengnya dan berlari menghampiri Taemin.
“HEI!!, LEPASKAN TANGAN KOTOR KALIAN DARINYA” teriak Onew
pada anak buah Junho.
“Op-pa” ucap Soo ri lirih.
Para anak buah Junho
terkejut melihat kemunculan Onew yang notabene adalah hyung dari Taemin dan
ketua dari S’riders geng balap paling terkenal di penjuru kota Seoul. Mereka
mulai merasa takut dan perlahan mengendorkan cengkraman mereka pada Taemin dan
mulai merasa resah. “H-Hyung..” bisik Taemin, sebelum ia kehilangan kesadaran
untuk kesekian kalinya.
Perlahan Onew menghampiri para anak buah Junho yang
menyeret Taemin tadi dan menatap mereka tajam, Junho terkejut akan kemunculan
Onew berfikir bagaimana dia bisa tahu keberadaannya. Dengan cepat Junho
memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Onew.
“Kenapa kalian diam saja cepat hajar dia?!!” perintah
Junho
Dengan cepat anak buah
Junho yang semula diam segera mengepung Onew yang notabene hanya sendirian,
Onew hanya memandang dingin ke arah anak buah Junho tanpa bergeming sedikitpun.
“Dasar bodoh, bisa-bisanya kau menantangku hanya sendiri,
apa kau lupa berapa banyak dan tangguhnya anak buahku, hahahaha” kata Junho
diiringi tawa yang lantang.
“Apa yang membuatmu berpikir dia datang sendiri?” tanya
sesosok namja yang tiba-tiba muncul dari balik pepohonan, dan baru disadari
Junho ia adalah Jonghyun, petarung terkuat dari S’rider dan dari balik punggung
Jonghyun tampak 2 namja lain yang tak lain adalah Key dan Minho. Mereka
berjalan menghampiri Onew dan berdiri tepat disampingnya.
“Hyung tak apakan jika aku membunuh mereka sekarang?
Selama ini kau selalu menghalangiku saat akan menghabisi mereka” tanya Jonghyun
menyeringai pada Onew sembari melemaskan otot-otot jarinya dan mengepal dengan
keras, sambil memukul-mukulkannya ketelapak tangnnya.
“Terserah kau saja Jong, sepertinya selama ini mereka
menyalah artikan kebaikanku saat tidak menyuruhmu untuk membunuh mereka saat
itu juga” jawab Onew dingin dengan tatapan tajam ke arah anak buah Junho yang
mengepungnya.
“Sudahlah hyung jangan banyak bicara lagi aku sudah tak
sabar melemaskan otot-ototku ini karena sudah lama tak menghajar berandalan
rendah seperti mereka” kata Minho dengan sesekali meregangkan otot tangan dan
kakinya.
“Kalian
berdua cerewet sekali cepat hajar mereka, apa perlu aku yang terlebih dahulu
menghabisi mereka” celetuk Key.
“Diam
kau, tak ada yang boleh menghabisi mereka selain aku” Sergah Jonghyun.
Mendapat persetujuan
dari sang leader tanpa pikir panjang Jonghyun segera berlari kearah anak buah
Junho diikuti Key dan Minho, dihajarnya semua anakbuah Junho tanpa ampun, dalam
sekali pukulan Jonghyun bisa menumbangkan 3-4 anak buah Junho, tidak heran jika
ia memegang rekor juara Judo tingkat Internasional, sementara Key dan Minho
tdak jauh berbeda dari Jonghyun mereka bisa menumbangkan seluruh anakbuah Junho
dalam sekejap, kuarng dari 5 menit semua anak buah Junho sudah terkapar
dihadapan ketiga namja itu tanpa perlu Onew turun tangan, bahkan anak buah
Junho tak ada yang bisa menyentuh mereka. Junho semakin terpojok melihat
keseluruhan anak buahnya telah kalah ditangan Jonghyun, Minho dan Key, dengan
sigap ia berlari dan membawa serta Soo ri dalam cengkramannya, Soo ri berteriak
meminta pertolongan pada para Oppa-nya tersebut, namun percuma karena Junho
membawapisau lipat dan siap menyayatkannya ke leher Soo ri.
“Cepat lepaskan dia, apa kau tak lihat percuma saja semua
usaha yang kau lakukan, anak buahmu sudah kubereskan semua, kau hanya sendiri
sekarang, kalau tak ingin menyesal lebih jauh cepat lepaskan dia?!” ancam Onew
“Cih, apa kau pikir aku sebodoh itu, hanya mengandalkan
anakbuah tak berguna seperti mereka, dasar kalian saja yang bodoh, coba kalian
lihat dimana posisi kalian sekarang” jawab Junho dengan senyuman licik
Onew dan ketiga
dongsaengnya memperhatikan keadaan sekitar mereka, baru mereka sadari ternyata
ini adalah heliped, saat mereka tengah memperhatikan sekitar mereka dari arah
atas terdengar suara gemuruh seperti suara heli, dan benar saja itu helikopter
J corp. milik keluarga Junho.
“Sial...jadi semua ini sudah kau rencanakan” desis Onew
geram.
Heli itu terbang rendah
sambil menurunkan tangga tali kearah Junho dan Soo ri, saat Junho hendak meraih
tangga tersebut tak ada hal yang bisa dilakukan Onew dan dongsaengnya karena
pandangan mereka terhalang debu yang ditimbulkan leh heli tersebut. Junho hanya
tertawa merayakan kemenangannya hingga tanpa ia sadari ada sosok lain yang kini
berdiri dibelakangnya.
“Sudah kukatakan kalian bukan apa-apa bagiku, HAHAHA”
teriak Junho.
“Dan sudah kuperingatkan kau untuk tidak menyentuhnya
dengan tangan kotormu, dasar manusia busuk” sahut seseorang dengan suara dingin
yang tiba-tiba muncul dibelakang Junho dan sosok itu ternyata adalah Taemin.
“B-bukankah kau sudah tak berdaya tadi bagaimana bisa
k-kau” suara Junho tercekat dengan lemunculan Taemin yang tiba-tiba. Taemin
hanya terdiam dan jika diperhatikan pandangannya kosong seperti mayat hidup,
Taemin bergerak hanya berdasarkan nalurinya untuk menyelamatkan Soo ri, dengan
sigap Taemin menarik tangan Junho yang memegang pisau dan menariknya kearah
belakang punggungnya hingga Junho merintih kesakitan dan melepaskan
cengkramannya pada leher Soo ri. Soo ri terjatuh lemas tergeletak disamping
Junho yang kini tengah merintih kesakitan ditangan Taemin. Setelah melihat Soo
ri terbebas, dihempaskannya tangan Junho dan berjalan kearah Soo ri, Junho yang
merasa dipermalukan untuk kesekian kalinya oleh Taemin merasa geram dan
mengambil pisau lipat yang tergeletak disampingnya dan dengan cepat
menghunuskannya ke punggung Taemin.
AARRGHHH
Terdengar suara erangan
Taemin yang memekakkan telinga, merasa serangannya berhasil Junho segera
menaiki Heli pribadinya dan kabur meninggalkan Taemin yang mengerang kesakitan.
Sesaat setelah heli itu pergi bersamaan dengan menghilangnya debu yang menghalangi
pandangan Onew dan ketiga dongsaengnya, tampak sosok Soo ri yang kini tengah
berada dalam pangkuan Taemin, dengan wajah lega Onew, Jonghyun, Key serta Minho
menghampiri dongsaeng mereka.
“Kemana perginya Junho, kenapa ia melepaskan Soo ri
begitu saja dan kenapa kau bisa disini Taemin-ah?” tanya Onew lega bercampur
khawatir.
“Mungkin.ah..d-dia takut hyung,akh,..” jawab Taemin
dengan wajah menahan sakit.
“Taemin-ah ada apa denganmu, kenapa kau tampak kesakitan?
Dan sepertinya tadi aku samar-samar mendengar suara erangan kesakitan, apa kau
mendengarnya Taemin-ah” tanya Key bingung menatap Taemin.
“H-Hyung...t-tolong s-selamatkan Soo ri” jawab Taemin
seraya membaringkan tubuh lemah Soo ri di tanah.
“Taemin-ah apa yang kau bicarakan, kita akan membawanya
bersama ke rumah sakit, kau aneh sekali” kata Jonghyun.
“H-Hyung, aku tak kuat l-lagi” jawab Taemin lirih dan kelopak
mata yang kian memejam, seketika tubuhnya ambruk menindih tubuh Soo ri yang dia baringkan
didepannya. Semua hyungnya terkejut melihat tubuh Taemin ambruk dihadapan
mereka dan yang lebih mengejutkan lagi dengan mata kepala mereka sendiri mereka
melihat pisau lipat yang dibawa oleh Junho menancap di punggung Taemin.
“TAEMINNN-AHHH”
teriak mereka bersamaan.
One
Week Later...
Musim semi yang cerah
dan hangat menyambut datangnya sang mentari pagi yang diiringi suara kicauan
burung dipagi hari yang membuat semua orang bersemangat mengawali harinya, tapi
tidak dengan sosok namja tampan yang enggan membuka matanya untuk menikmati
indahnya hari ini, sudah hampir seminggu lamanya sosok itu terbaring lemah
dengan berbagai alat dokter yang terpasang ditubuhnya. Tampak empat namja
tampan yang senantiasa berada disamping sosok namja termuda dongsaeng
kesayangan mereka. Sosok namja tertua dari mereka duduk disamping namja yang
masih setia memejamkan matanya dan menggenggam tangannya erat.
“Taemin-ah, buka matamu apa kau tak lelah tidur selama
ini hmm, ini sudah hampir seminggu saeng, hyung mohon buka matamu” ucap Onew
lirih dengan air mata yang menetes dari mata sipitnya.
Flashback
Onew dan ketiga
dongsaengnya membawa Taemin serta Soo ri ke rumah sakit sesaat setelah Taemin
tak sadarkan diri, mereka gelisah menunggu hasil operasi Taemin sementara Soo
ri dilarikan ke ruang ICU untuk perawatan lebih lanjut. Selang 2 jam lampu
operasi padam, dari arah ruang operasi keluar seorang dokter muda yang tadi
menangani Taemin, dengan segera Onew menghampirinya.
“Dokter, bagaimana keadaan dongsaeng saya?” tanya Onew
cepat
“Operasinya berjalan lancar” jawab dokter, terdengar
helaan nafas lega dari para hyung Taemin. “Tapi...” lanjut sang dokter dan
ditanggapi wajah cemas dari ke-4 namja itu,
“Tapi, tapi apa dok cepat katakan apa yang terjadi pada
Taemin!” tanya Onew mencengkeram kerah kemeja sang dokter.
“Maaf, tuan sepertinya dongsaeng anda akan mengalami koma
karena pisau yang tertancap tadi telah melukai beberapa syarafnya, pisau
tersebut hampir saja menusuk jantungnya dan memutuskan beberapa pembuluh darah
penting disekitar jantung, sekali lagi maaf tuan” kata sang dokter dengan raut
wajah yang sulit diartikan.
“Tae-Taemin-ah..”ucap Onew lirih dan tubuhnya merosot
dilantai dan tanpa disadari airmatanya telah mengalir membasahi pipinya.
Flashback
Off
Onew masih setia
memandang wajah tenang Taemin, disisihkannya anak rambut Taemin yang menutupi dahinya
dan mengelusnya lembut, tiba-tiba pintu ruang rawat itu terbuka dengan kasar
dan menampakkan sesosok namja paruh baya yang tak lain adalah Tuan Lee ayah Onew
dan Taemin. Onew memandang aboejinya sekilas lalu beralih pada Taemin. Tuan Lee
hanya terdiam melihat sosok namja muda yang tak lain adalah putra bungsunya
yang kini terbaring lemah dengan wajah tenang dan damai wajah yang selama ini
ia rindukan dan tergantikan dengan wajah yang berubah menjadi dingin dan keras
setelah kepergian sang eomma akibat kebodohannya di masa lalu.
“Jinki-ah..., bagaimana keadaan Taemin?” tanya Tuan Lee
lembut sembari mendekat ke arah ranjang Taemin.
“Untuk apa anda datang kemari Tuan Lee yang terhormat,
apa anda senang melihat keadaan dongsaeng saya seperti ini” jawab Onew dingin.
Merasakan suasana yang
dingin Jonghyun, Key dan Minho memutuskan keluar dari ruang rawat Taemin dan
membiarkan kedua ayah dan anak tersebut berbicara, mereka tahu pembicaraan yang
akan berlangsung tersebut akan sangat menyakitkan dan sulit untuk mereka pahami
meski sudah sering kali mendengar cerita dari Onew maupun Taemin. Sesaat
setelah Jonghyun, Key dan Minho keluar Tuan Lee mulai mambuka suaranya.
“Sebegitu bencikah kalian pada aboeji? Aboeji sudah
meminta maaf ratusan bahkan ribuan kali pada kalian, apakah kesalahan aboeji
sebegitu besarnya hingga kalian tidak bisa memaafkan aboeji?” tanya Tuan Lee
dengan wajah yang menyatakan penuh penyesalan namun dimata Onew itu semua
hanyalah bualan semata.
“Joengsonghamnida, Tuan Lee seberapa banyaknya anda
meminta maaf tetap saja tidak bisa mengembalikan keadaan sperti semula, dan
yang pasti tidak bisa mengembalikan sosok eomma kami, saya mohon dengan hormat
kepada anda Tuan Lee untuk meninggalkan ruangan ini” jawab Onew masih dengan
wajah dingin.
“Jinki-ah...” lirih Tuan Lee. “baiklah aboeji akan keluar
tapi abeji akan sering-sering kemari untuk menjenguk Taemin, dan Taemin-ah
maafkan aboeji semoga kau cepat sembuh” kata Tuan Lee sembar meninggalkan ruang
rawat Taemin.
Diluar ruang rawat
Taemin, Jonghyun, Key dan Minho memberi hormat pada Tuan Lee sesaat beliau
keluar dari ruangan Taemin, beliau menjawab dengan membungkukkan badan dan
sesekali menyeka airmatanya.
“Aku titip kedua putraku pada kalian” ucap Tuan Lee
sembari melangkah pergi dari ruang rawat Taemin. Dan ditanggapi anggukan oleh
ketiga namja tersebut.
Sementara didalam
ruangan Taemin Onew menangis dalam diam dengan airmata yang mengalir makin
deras, dengan tangannya ia mencegah isakannya keluar dan terdengar oleh
dongsaengnya yang lain, tanpa disadari Onew Taemin meneeskan air mata dalam
tidur panjangnya. Sementara Jonghyun, Key dan Minho hanya menatap sendu pada
kedua saudara tersebut dan menatapnya dari balik kaca pintu ruang rawat. Malam
yang larut makin menjelang didalam ruang rawat Taemin tampak Onew, Jonghyun,
Key dan Minho yang tertidur disofa seberang ranjang Taemin, sementara di sisi
lain salah satu ruang rawat yang tak jauh dari ruangan Taemin tampak sesosok
yeoja yang masih enggan juga untuk membuka mata, namun tanpa diduga bagaikan
sebuah keajaiban ia tersadar dari tidur
panjangnya, dengan tertatih ia bangun dari ranjangnya dan berjalan keluar
ruangannya, menyusuri lorong rumah sakit yang dingin sesekali merintih
kesakitan karena kondidi tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya, dengan bantuan
dinding lorong dia berjalan menyusuri lorong rumah sakit dan berjalan menuju salah
satu ruangan di mana terbaring namja yang telah menyelamatkannya di dalam
pikirannya sekarang tak lain adalah menemui namja itu “Taemin-ah.”gumam yeoja
itu lirih. Butuh waktu yang cukup lama baginya untuk menemukan ruang rawat
Taemin, sesampainya diruang rawat
Taemin, dihampirinya ranjang tempat dimana namja penolongnya terbaring lemah
dipandanginya wajah damai Taemin dan mengelus kepalanya pelan, dengan ragu
didekatkannya wajahnya dengan wajah Taemin mempertemukan bibir mereka, sebuah
ciuman lembut sebagai tanda kasih sayang
“Gomawo
atas semuanya Taemin-ah dan mianhae telah membuatmu mengalami hal seperti ini,
sungguh aku sangat mencintaimu Taemin-ah bukalah matamu, Saranghae...”dan
setelahnya ia kehilangan kesadaran dan jatuh dalam pelukan Taemin.
Pagi menjelang sinar
mentari masuk kedalam ruang rawat salah satu rumah sakit terkenal di Seoul,
sesosok namja bermata sipit menggeliat terganggu akan cahaya mentari yang
menerobos masuk, dipandanginya sekitar ruang rawat dongsaengnya dan akhirnya
tertuju pada ranjang sang dongsaeng, dalam sekejap matanya terbuka lebar
melihat pemandangan di depan matanya.
“SOO RI-AH...”Pekik Onew yang seketika membangunkan
ketiga dongsaengnya Jonghyun, Key dan Minho.
“HYUNG BERISIK “ teriak Minho marah karena tidurnya
terganggu, sementara Onew terdiam
“Hyung kenapa kau diam saja”tanya Jonghyun jengah.
“L-lihat, coba kalian perhatikan bagaimana mungkin Soo ri
bisa ada di sini?” jawab Onew terbata.
“Soo ri, apa kau mengigau hyung, Soo ri kan masih belum sadar” sahut Key.
“Coba buka mata kalian dan lihat itu” sahut Onew sembari
menunjuk ranjang Taemin, dengan malas mereka mengikuti arah telunjuk Onew dan
sama halnya dengan Onew mereka terkejut mendapati Soo ri yang tertidur di
pelukan Taemin.
“Hyung...b-bagaimana Soo ri bisa ada disini” tanya Key
gugup.
“M-Molla..”jawab Onew singkat.
--TBC--
No comments:
Post a Comment