Author :
Minnie_14
Main
Cast :
-Choi
Soo ri (OC)
-Lee
Taemin
Support
Cast :
-Other Member
SHINee
Lenght : Sequel
5 of ?
Genre
: Friendship, Romance, Family.
Rating
: General
Summary
: Dikala kebenaran harus terhalang kedok yang sungguh mengagumkan,
menyembunyikan segala macam dusta dan derita yang sungguh menyakitkan.
A/N
: FF ini udah aku post di blog author jadi kalau mau lihat lebih banyak lagi
kunjungin aja blog author taeminnie14.wordpress.com mianhae kalau masih
banyak typo...^_^
---
Behind Their Glasses ---
Taemin POV
Perlahan kubuka mataku
yang tertepa cahaya menyilaukan dan menusuk mataku ini, kurasakan pula cahaya
putih yang kini mulai masuk mengusik tidurku. Kuedarkan pandanganku keseluruh
penjuru tempatku berada sekarang. Saat penglihatanku benar-benar sempurna, aku
merasa asing dengan tempat ini.
“Tempat
apa ini?”
Jujur ini pertama kali
aku melihat tempat seperti ini. Tempat yag sungguh mengagumkan. Apa kalian
pernah pergi ke Switzerland? Kira-kira seperti itulah namun lebih bagus
tentunya. Kulangkahkan kakiku menyusuri padang rerumputan yang terbentang luas
dihadapanku. Hingga pandanganku terarah pada sebuah pohon besar yang berada
tepat disamping sebuah danau yang memantulkan keadaan langit yang biru
diatasnya, bagaikan cermin. Kuarahkan langkahku mendekati tempat itu hingga aku
menyadari ada seseorang yang kini tengah duduk bersandar pada batang pohon
tersebut. Tanpa ragu kuulurkan tanganku menyentuh bahu sosok yang ternyata
yeoja itu, dan seketika lidahku kelu menatap orang yang kini tengah balik
menatapku
“E-Eom-ma..” ucapku lirih.
---Behind
Their Glasses---
Author POV
Sesosok yeoja tengah
duduk bersandar pada sofa disebuah ruang VVIP rumah sakit ternama di Seoul. Pandangannya
tertuju pada sosok lain yang kini masih tertidur lelap dan enggan membuka
matanya sekalipun. Ini sudah hampir sepekan setelah insiden penculikan Soo Ri
dan Taemin oleh komplotan Junho, namun Taemin enggan membuka matanya setelah
terluka parah saat berusaha menyelamatkan Soo Ri dari sekapan Junho dan
berakhir koma seperti sekarang ini. Soo Ri perlahan mendekati ranjang Taemin
dan berlutut tepat disampingnya guna mensejajarkan wajahnya dengan wajah pucat
Taemin. Dielusnya rambut Taemin yang kini mulai memanjang dan berantakan karena
tidak diperhatikan oleh sipemilik, jangankan merawat penampilannya membuka
matanya saja itu merupakan sebuah keajaiban. Perlahan Soo Ri mendekatkan
wajahnya dan mencium kening Taemin sebelum berdiri dan kembali duduk di sofa
seberang tempat tidur Taemin. Tanpa disadari oleh Soo Ri ada sosok lain yang
kini tengah memperhatikan perlakuannya terhadap Taemin. Tidak lain dan tidak
bukan adalah ke- 4 sosok namja yang dikejutkan oleh kehadiran Soo Ri saat
mereka tengah menjaga Taemin. Onew, Jonghyun, Key dan Minho hanya bisa
memandangi dongsaeng-dongsaeng mereka dari luar ruang rawat Taemin sembari
menatap iba terhadap kegigihan Soo Ri menemani Taemin yang hingga kini tak
kunjung sadar.
“Hyung..., sampai kapan mereka harus seperti ini? Aku tak
tega harus terus melihat Soo Ri bersedih, tak jarang aku mendengarnya menangis
saat tengah malam” tanya Key pada hyung tertua mereka Onew.
“Entahlah Key, aku juga tak tahu sampai kapan bocah
tengik itu ingin lama tertidur dan membuat semua orang yang mencintainya
bersedih, aku tak tahu Key sungguh rasanya aku ingin sekali menggantkan posisi
bocah tengik itu” ucap Onew lirih.
“Hyung..” sahut ketiga dongsaengnya tak kalah sedih
melihat hyung tertua mereka sudah putus asa akan keadaan Taemin dan rela
melakukan apa saja demi kesembuhan dongsaeng-nya.
---Behind
Their Glasses---
Taemin masih tercengang
menatap sosok yang kini ada dihadapannya, apakah benar dia sosok Eomma yang
selama ini ia rindukan ataukah ini hanya ilusi semata. Segala kemungkinan yang
mungkin terjadi kini berkecamuk didalam kepala Taemin. Hingga sosok itu
tiba-tiba berdiri dan menyentuh pipi Taemin.
“Hangat...” pikir Taemin.
“Taeminnie...kau sudah tumbuh besar sekarang” kata sosok
itu.
“Tae-min-nie,
panggilan ini? Itu panggilan kesayangan Eomma yang selalu beliau gunakan dulu
saat memanggilku, mungkinkah dia...dia benar-benar Eomma?” pikir Taemin.
“Taeminnie, apa kau tidak rindu pada Eomma? Kenapa kau
diam saja?” tanya sosok itu lagi.
“Eom-ma apa ini benar-benar Eomma? Aku tidak sedang bermimpikan?”
tanya Taemin akhirnya setelah lama berpikir apakah sosok dihadapannya
benar-benar sosok yang ia rindukan selama ini.
“Ne sayang, ini Eomma apa kau sudah lupa pada Eomma hmm?”
tanya Eomma Taemin sembari mengusap lembut pipi putra bungsunya itu.
“Eomma, aku sangat merindukan Eomma” sahut Taemin seraya
memeluk Eommanya erat takut Eommanya akan pergi lagi. Hingga tanpa sadar kini
ia tengah menangis di pelikan sang Eomma.
“Ne sayang Eomma juga sangat merindukanmu” sahut Eomma
Taemin sembari mengelus punggung putra bungsunya itu.
Dua sosok eomma dan
adeul itu saling berpelukan dan dudukk dibawah rindangnya pohon ek di tepi
danau nan indah itu. Taemin berbaring di pangkuan Eommanya dengan menggunakan
paha sang Eomma sebagai bantalan kepalanya, terasa sangat hangat dan nyaman dan
tak terasa Taemin kini tidur terlelap dipangkuan sang Eomma.
---Behind
Their Glasses---
Soo
Ri POV
Malam semakin larut,
kupandangi langit yang kian menggelap dan menampakkan bintang-bintang yang
bersinar denga indahnya. Ingin rasanya aku memiliki salah satu diantaranya
sebagai penerang hatiku yang kini makin meredup. Kuarahkan pandanganku pada
sosok pangeran yang kini masih saja memejamkan matanya. Sudah hampir sepekan
semenjak aku sadar dan menjaga Taemin yang tak kunjung membuka matanya.
Kupandangi terus wajahnya yang kian tirus, rambut lembutnya kini sudah mulai
memanjang dan kasar karena tak pernah mendapat perhatian dari sang pemilik
lagi. Bibir merahnya kini tampak memucat, dan lihatlah bahkan tubuhnya yang
memang sudah kurus tampak makin kurus. Oh Tuhan kenapa Taemin tak kunjung
sadar. Aku sudah sangat merindukannya, rindu akan sifat dinginnya, rindu akan
sifat jahilnya dan bahkan aku sangat merindukan tatapan sedih Taemin yang
membuat aku merasakan apa yang ia rasakan selama ini.
“Taemin-ah, apa kau tidak lelah terus tidur seperti ini?
Apa kau tega melihat para Oppa sedih menunggu kesadaranmu..dan..hiks..hiks..a-pa
kau tak merindukanku?..hiks..hiks jebal Taemin-ah..buka matamu sekali
saja..hiks jebal..Taemin-ah...” Aku pun tak sanggup lagi menahan air mata yang
memang sudah ingin jatuh beberapa saat lalu mengingat segala hal mengenai
Taemin. Tuhan tolong buatlah Taemin membuka matanya lagi, aku berjanji akan
selalu berada disampingnya.
Aku hanya terus
menunduk sembari menggenggam telapak tangan Taemin yang semakin dingin,
kutundukkan kepalaku dengan air mata yang terus mengalir, hingga tiba-tiba kurasakan
ada telapak tangan yang mengelus pelan kepalaku. Dengan berat kuangkat kepalaku
dan memandang sosok namja dihadapanku ini.
“Soo Ri-ah kajjima, jebal kajjima...” kata Onew Oppa
“Op-Oppa...OPPA..HUWAAA..” tangisku pun pecah dan makin
menjadi, kupeluk erat tubuh Onew Oppa sebagai sandaranku menumpahkan segala
kesedihanku menanti sosok Taemin yang tak kunjung sadar.
“Soo Ri-ah, cukup..Oppa mohon. Jangan buat Oppa semakin
sedih dengan melihat keadaanmu seperti ini. Sudah cukup Oppa melihat keadaan Taemin
seperti ini karena kelalaian Oppa, jangan membuat Oppa semakin bersalah dengan
membuatmu seperti ini” kata Onew Oppa sembari terus mengelus kepalaku lembut.
Hingga kurasakan setetes air jatuh di kepalaku.
“Apa Oppa menangis, Oppa mianhae aku tak tahan lagi
melihat keadaan Taemin seperti ini. Seharusnya aku yang berada dalam posisi
Taemin” pikirku dan aku pun memeruskan tangisku. Sementara Onew Oppa terus
mengelus pelan kepalaku.
“Mianhae
Oppa, jeongmal mianhae” kataku dalam tangis
Onew
POV
Soo Ri, gadis manis ini
terus saja menangis dan memelukku semaki erat tak tega melihat kondisi Taemin
yang tidak menampakkan sedikitpun perubahan dari kondisi terakhirnya. Oh ayolah
Taem ini sudah hampir lebih dari sepekan kau seperti ini. Aku hanya terus
mengelus pelan yeoja dipelukanku ini, tanpa terasa air mataku mengalir
memikirkan yeoja yang sangat menyayangi dongsaengku ini. Betapa besar rasa
cintanya pada Taemin hingga ia mengorbankan segalanya untuk menemani Taemin,
bahkan ia rela mengorbankan kesehatannya sendiri demi menjaga Taemin. Tuhan aku
mohon buatlah Taemin sadar demi yeoja dalam pelukanku ini.
Yeoja ini adalah yeoja
yang spesial bagi kami, yeoja yang telah mengembalikan senyum tulus diwajah
dongsaeng kecil kami. Senyum yang bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku
melihatnya. Berkat yeoja ini, Taemin ku yang dulu telah kembali. Taemin yang
memiliki senyum ramah, periang dan selalu membuat kami para Hyung-nya tertawa
melihat tingkah konyolnya. Namun setelah sepeninggal Eomma, Taemin perlahan
berubah. Dia menjadi dingin dan semakin dingin setelah mengetahui penyebab
sebenarnya Eomma meninggal. Aku sebagai Hyung tidak mampu melakukan apapun
karena aku sendiri memiliki kebencian yang sama kepada aboeji dan aku menyesal
sekarang. Karena kebencianku ini aku telah membuat dongsaeng kecilku menjadi
sosok yang kasar dan pembangkang, bahkan terkadang perkataan kami bagaikan
angin lalu di pendengarannya. Aku yang menyimpan kebencian mendalam terhadap
Aboeji hanya bisa menyalurkan amarahku dengan memacu kuda besi kesayanganku
itu. Dan ternyata bukan hanya aku saja yang mengalami kebencian seperti ini,
para dongsaengku yang lain yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri juga
mengalaminya. Jongyun, Key dan Minho. Tiga namja tampan yang memiliki sejuta
kebencian sama sepertiku. Kebencian akan keluarga yang merelakan segalanya demi
bisnis dan kedudukan semata.
Jonghyun merupakan anak
bungsu dari tiga bersaudara keluarga Kim, keluarga Jonghyun memiliki bisnis
Rumah Sakit terbesar di Korea selain itu juga memiliki beberapa cabang
perusahaan besar di Amerika, Australia, Jepang dan bahkan di sebagian besar
Asia. Jonghyun yang notabene anak bungsu selalu diremehkan dan
dibanding-bandingkan dengan kedua saudara tertuanya. Seberapa besar usaha dan
keberhasilan Jonghyun selalu saja belum memuaskan Aboejinya yang sangat
perfeksionis, dan untuk melepas jenuh itulah ia menjalani race yang sama
denganku tentu dengan menutupi identitasnya demi nama baik keluarga. Pertama
kali aku bertemu dengannya saat aku race di Incheon, disana aku mengalahkannya
dan mengajaknya bergabung denganku dan siapa sangka dia sekolah di sekolah yang
sama denganku. Dan lewat Jonghyun lah aku bertemu Key dan Minho yang emmang
berteman baik dengan Jonghyun. Key yang seorang putra desainer terkenal, selalu
merasa dirinya tak memiliki keluarga, dia selalu hidup sebatang kara meski
dengan kemewahan yang melimpah. Selalu kesepian dan merindukan arti sebuah
keluarga, oleh karena itu Key adalah orang yang paling peduli dengan keadaan
kami dan menyayangi kami layaknya
keluarga. Dia mendapatkan bentuk keluarga yang ia impikan dalam geng kami. Sementara
Minho, ia hanya seorang namja dingin yang selalu setia terhadap
persahabatannya, dia selalu bersama Key dan Jonghyun selama ini. Selama
kegiatan yang mereka lakukan benar dia hanya diam dan ikut saja, selama tak ada
orang yang mengganggunya ia tak akan peduli. Sementara Taemin, dongsaengku
sendiri aku tak pernah mengajaknya namun mengetahu aku yang selalu pulang larut
bahkan pagi akhirnya ia mengetahui segalanya. Dengan dalih ingin menyalurkan
kekesalan ia masuk ke geng kami. Namun tetap kami harus menyembunyikan sifat
kami ini demi nama baik keluarga. Seperti inilah hidup kami, hidup dibalik
bayang-bayang nama besar keluarga sehingga tidak bisa berbuat sesuka hati kami.Dengan
menjadi diri kami seperti sekarang, kami masih bisa melakukan apa yang kami
suka dibalik kaca mata besar yang menjadi kedok kami, dengan begini beban kami
sedikit terangkat meski banyak resiko yang harus kami hadapi.
Aku tersadar dari
lamunanku, mengingat bagaimana kami menghadapi hidup seperti ini selama
bertahun-tahun dan membuat Taemin tergeletak lemah seperti ini, sungguh aku
sangat menyesal tidak bisa menjaga dongsaengku sendiri. Membuatnya menjadi
namja keras kepala dan dingin, membuatnya merasakan kesedihan dan kebencian
yang mendalam kepada Aboeji. Apakah ini yang aku harapkan tentu tidak. Aku
pejamkan mataku hingga tanpa kurasakan air mataku mengalir kembali.
“Mianhae, Taemin-ah” isakku pelan. Takut tangisanku
terdengar yeoja yang coba kutenangkan ini.
---Behind
Their Glasses---
Taemin
POV
Aku merasakan perasaan yang sangat nyaman, berada dipelukan
Eomma yang paling aku rindukan. Kuberanikan diri menanyakan hal yang selama ini
selalu kupendam dalam hati.
“Eomma, apakah aku jahat jika aku membenci Aboeji karena
telah membuat Eomma pergi dari sisiku? Apa aku salah jika aku selalu marah saat
bertemu Aboeji dan menentang semua perintahnya?” tanyaku pelan.
“Aniya, Minnie...Eomma pergi bukan karena Aboeji. Ini memang
sudah kehendak dari yang Kuasa. Apa kau tega melihat Aboeji sedih karena telah
kehilangan Eomma dan kini kehilangan dirmu hah..” jawab Eomma lembut.
“Tapi Eomma. Gara-gara Aboeji yang suka bermain yeoja,
Aboeji sudah menyakiti eomma dan membuat Eomma menderita. Ini semua kesalahan
Aboeji” jawabku kesal.
“Ne..memang benar Aboeji suka bermain wanita, tapi
bukannya sekarang Aboeji sudah mulai berubah. Dia sangat menyayangimu
Taemin-ah, ia tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Maafkanlah Aboeji, demi
Eomma ne” jawab Eomma seraya mengelus rambutku.
Aku pun terdiam emmeikirkan semua perkataan
Eomma, sayup-sayip kudengar suara yang sedikit mengusikku. Kucoba untuk menghiraukan
suara itu namun tetap saja aku merasakan ada sesuatu yang kosong, tapi anehnya aku
tak tahu perasaan apa ini.Aku terus nmemejamkan mataku mersakan lembutnya
belaian Eomma di kepalaku, namun samar-samar aku mendengar suara itu lagi dan
lebih jelas seperti seseorang yang terus memanggil namaku. Tapi siapa itu.
Kubangkitkan tubuhku memandang kearah sekitarku, namun nihil tak ada apapun
yang bisa kutemukan selain pemandangan padang rumput hijau yang terbentang luas
sejauh mata memandang.
“Taemin-ah....Taemin-ah.”
Suara itu lagi, siapa
yang memanggilku.
“Siapa itu, Eomma apa ka—“ perkataanku terputus saat
kulihat Eomma tak ada disampingku lagi, Eomma pegi menjauh dariku. Terus kupanggl
Eommaku untuk berhenti namun percuma. Namun beberapa saat langkahnya berhenti
dan menatapku.
“Temin-ah, sepertinya mereka sudah sangat merindukanmu,
kembalilah...ini bukan tempatmu” lalu Eomma kembali menjauh.
“Eomma...Eomma”
aku berteriak sekuat tenagaku, namun tiba-tiba cahaya putih menghalangiku untuk
mengejar Eomma lalu semuanya gelap.
Setelah sinar putih itu
menerpaku, kepalaku terasa sangat berat. Perlahan kubuka kedua mataku, saat
perlahan mataku mulai terbuka kudengar suara-suara yang memanggil namaku persis
seperti suara yang aku dengar sebelum Eomma pergi. Saat berhasil membuka kedua
mataku kudapati dua sosok yeoja dan namja yang terlihat begitu senang
melihatku. Baru kusadari mereka Onew Hyung dan Soo Ri orang yang sangat aku
sayangi. Kudenagr Onew Hyung terus memanggil dokter dan berlari keluar ruangan
sementara Soo Ri terus menggenggam tanganku dan mengelus kepalaku dengan air
mata yang terus mengalir.
“Akhirnya kau sadar Taemin-ah” kata Soo Ri seraya
berhambur memelukku.Ia memeluk leherku erat. Seakan takut aku pergi dari
sisinya.
“Ne...aku kembali” kataku dengan tersenyum ringan
membalas pelukan Soo Ri dan melingkarkan tanganku pada pinggangnya.
---TBC---
No comments:
Post a Comment