SHINee World

Translate

Thursday, 24 October 2013

[Sequel] Behind Their Galsses...-PartV





 
 
Author :
Minnie_14
Main Cast :
-Choi Soo ri (OC)
-Lee Taemin
Support Cast :
-Other Member SHINee
Lenght : Sequel 5 of ?
Genre : Friendship, Romance, Family.
Rating : General
Summary : Dikala kebenaran harus terhalang kedok yang sungguh mengagumkan, menyembunyikan segala macam dusta dan derita yang sungguh menyakitkan.
A/N : FF ini udah aku post di blog author jadi kalau mau lihat lebih banyak lagi kunjungin aja blog author taeminnie14.wordpress.com mianhae kalau masih banyak typo...^_^

--- Behind Their Glasses ---
 

Taemin POV
Perlahan kubuka mataku yang tertepa cahaya menyilaukan dan menusuk mataku ini, kurasakan pula cahaya putih yang kini mulai masuk mengusik tidurku. Kuedarkan pandanganku keseluruh penjuru tempatku berada sekarang. Saat penglihatanku benar-benar sempurna, aku merasa asing dengan tempat ini.
“Tempat apa ini?”
Jujur ini pertama kali aku melihat tempat seperti ini. Tempat yag sungguh mengagumkan. Apa kalian pernah pergi ke Switzerland? Kira-kira seperti itulah namun lebih bagus tentunya. Kulangkahkan kakiku menyusuri padang rerumputan yang terbentang luas dihadapanku. Hingga pandanganku terarah pada sebuah pohon besar yang berada tepat disamping sebuah danau yang memantulkan keadaan langit yang biru diatasnya, bagaikan cermin. Kuarahkan langkahku mendekati tempat itu hingga aku menyadari ada seseorang yang kini tengah duduk bersandar pada batang pohon tersebut. Tanpa ragu kuulurkan tanganku menyentuh bahu sosok yang ternyata yeoja itu, dan seketika lidahku kelu menatap orang yang kini tengah balik menatapku
            “E-Eom-ma..” ucapku lirih.
---Behind Their Glasses---
Author POV
Sesosok yeoja tengah duduk bersandar pada sofa disebuah ruang VVIP rumah sakit ternama di Seoul. Pandangannya tertuju pada sosok lain yang kini masih tertidur lelap dan enggan membuka matanya sekalipun. Ini sudah hampir sepekan setelah insiden penculikan Soo Ri dan Taemin oleh komplotan Junho, namun Taemin enggan membuka matanya setelah terluka parah saat berusaha menyelamatkan Soo Ri dari sekapan Junho dan berakhir koma seperti sekarang ini. Soo Ri perlahan mendekati ranjang Taemin dan berlutut tepat disampingnya guna mensejajarkan wajahnya dengan wajah pucat Taemin. Dielusnya rambut Taemin yang kini mulai memanjang dan berantakan karena tidak diperhatikan oleh sipemilik, jangankan merawat penampilannya membuka matanya saja itu merupakan sebuah keajaiban. Perlahan Soo Ri mendekatkan wajahnya dan mencium kening Taemin sebelum berdiri dan kembali duduk di sofa seberang tempat tidur Taemin. Tanpa disadari oleh Soo Ri ada sosok lain yang kini tengah memperhatikan perlakuannya terhadap Taemin. Tidak lain dan tidak bukan adalah ke- 4 sosok namja yang dikejutkan oleh kehadiran Soo Ri saat mereka tengah menjaga Taemin. Onew, Jonghyun, Key dan Minho hanya bisa memandangi dongsaeng-dongsaeng mereka dari luar ruang rawat Taemin sembari menatap iba terhadap kegigihan Soo Ri menemani Taemin yang hingga kini tak kunjung sadar.
            “Hyung..., sampai kapan mereka harus seperti ini? Aku tak tega harus terus melihat Soo Ri bersedih, tak jarang aku mendengarnya menangis saat tengah malam” tanya Key pada hyung tertua mereka Onew.
            “Entahlah Key, aku juga tak tahu sampai kapan bocah tengik itu ingin lama tertidur dan membuat semua orang yang mencintainya bersedih, aku tak tahu Key sungguh rasanya aku ingin sekali menggantkan posisi bocah tengik itu” ucap Onew lirih.
            “Hyung..” sahut ketiga dongsaengnya tak kalah sedih melihat hyung tertua mereka sudah putus asa akan keadaan Taemin dan rela melakukan apa saja demi kesembuhan dongsaeng-nya.
---Behind Their Glasses---
Taemin masih tercengang menatap sosok yang kini ada dihadapannya, apakah benar dia sosok Eomma yang selama ini ia rindukan ataukah ini hanya ilusi semata. Segala kemungkinan yang mungkin terjadi kini berkecamuk didalam kepala Taemin. Hingga sosok itu tiba-tiba berdiri dan menyentuh pipi Taemin.
            “Hangat...” pikir Taemin.
            “Taeminnie...kau sudah tumbuh besar sekarang” kata sosok itu.
            “Tae-min-nie, panggilan ini? Itu panggilan kesayangan Eomma yang selalu beliau gunakan dulu saat memanggilku, mungkinkah dia...dia benar-benar Eomma?” pikir Taemin.
            “Taeminnie, apa kau tidak rindu pada Eomma? Kenapa kau diam saja?” tanya sosok itu lagi.
            “Eom-ma apa ini benar-benar Eomma? Aku tidak sedang bermimpikan?” tanya Taemin akhirnya setelah lama berpikir apakah sosok dihadapannya benar-benar sosok yang ia rindukan selama ini.
            “Ne sayang, ini Eomma apa kau sudah lupa pada Eomma hmm?” tanya Eomma Taemin sembari mengusap lembut pipi putra bungsunya itu.
            “Eomma, aku sangat merindukan Eomma” sahut Taemin seraya memeluk Eommanya erat takut Eommanya akan pergi lagi. Hingga tanpa sadar kini ia tengah menangis di pelikan sang Eomma.
            “Ne sayang Eomma juga sangat merindukanmu” sahut Eomma Taemin sembari mengelus punggung putra bungsunya itu.
Dua sosok eomma dan adeul itu saling berpelukan dan dudukk dibawah rindangnya pohon ek di tepi danau nan indah itu. Taemin berbaring di pangkuan Eommanya dengan menggunakan paha sang Eomma sebagai bantalan kepalanya, terasa sangat hangat dan nyaman dan tak terasa Taemin kini tidur terlelap dipangkuan sang Eomma.

---Behind Their Glasses---
Soo Ri POV
Malam semakin larut, kupandangi langit yang kian menggelap dan menampakkan bintang-bintang yang bersinar denga indahnya. Ingin rasanya aku memiliki salah satu diantaranya sebagai penerang hatiku yang kini makin meredup. Kuarahkan pandanganku pada sosok pangeran yang kini masih saja memejamkan matanya. Sudah hampir sepekan semenjak aku sadar dan menjaga Taemin yang tak kunjung membuka matanya. Kupandangi terus wajahnya yang kian tirus, rambut lembutnya kini sudah mulai memanjang dan kasar karena tak pernah mendapat perhatian dari sang pemilik lagi. Bibir merahnya kini tampak memucat, dan lihatlah bahkan tubuhnya yang memang sudah kurus tampak makin kurus. Oh Tuhan kenapa Taemin tak kunjung sadar. Aku sudah sangat merindukannya, rindu akan sifat dinginnya, rindu akan sifat jahilnya dan bahkan aku sangat merindukan tatapan sedih Taemin yang membuat aku merasakan apa yang ia rasakan selama ini.
            “Taemin-ah, apa kau tidak lelah terus tidur seperti ini? Apa kau tega melihat para Oppa sedih menunggu kesadaranmu..dan..hiks..hiks..a-pa kau tak merindukanku?..hiks..hiks jebal Taemin-ah..buka matamu sekali saja..hiks jebal..Taemin-ah...” Aku pun tak sanggup lagi menahan air mata yang memang sudah ingin jatuh beberapa saat lalu mengingat segala hal mengenai Taemin. Tuhan tolong buatlah Taemin membuka matanya lagi, aku berjanji akan selalu berada disampingnya.
Aku hanya terus menunduk sembari menggenggam telapak tangan Taemin yang semakin dingin, kutundukkan kepalaku dengan air mata yang terus mengalir, hingga tiba-tiba kurasakan ada telapak tangan yang mengelus pelan kepalaku. Dengan berat kuangkat kepalaku dan memandang sosok namja dihadapanku ini.
            “Soo Ri-ah kajjima, jebal kajjima...” kata Onew Oppa
            “Op-Oppa...OPPA..HUWAAA..” tangisku pun pecah dan makin menjadi, kupeluk erat tubuh Onew Oppa sebagai sandaranku menumpahkan segala kesedihanku menanti sosok Taemin yang tak kunjung sadar.
            “Soo Ri-ah, cukup..Oppa mohon. Jangan buat Oppa semakin sedih dengan melihat keadaanmu seperti ini. Sudah cukup Oppa melihat keadaan Taemin seperti ini karena kelalaian Oppa, jangan membuat Oppa semakin bersalah dengan membuatmu seperti ini” kata Onew Oppa sembari terus mengelus kepalaku lembut. Hingga kurasakan setetes air jatuh di kepalaku.
            “Apa Oppa menangis, Oppa mianhae aku tak tahan lagi melihat keadaan Taemin seperti ini. Seharusnya aku yang berada dalam posisi Taemin” pikirku dan aku pun memeruskan tangisku. Sementara Onew Oppa terus mengelus pelan kepalaku.
“Mianhae Oppa, jeongmal mianhae” kataku dalam tangis

Onew POV
Soo Ri, gadis manis ini terus saja menangis dan memelukku semaki erat tak tega melihat kondisi Taemin yang tidak menampakkan sedikitpun perubahan dari kondisi terakhirnya. Oh ayolah Taem ini sudah hampir lebih dari sepekan kau seperti ini. Aku hanya terus mengelus pelan yeoja dipelukanku ini, tanpa terasa air mataku mengalir memikirkan yeoja yang sangat menyayangi dongsaengku ini. Betapa besar rasa cintanya pada Taemin hingga ia mengorbankan segalanya untuk menemani Taemin, bahkan ia rela mengorbankan kesehatannya sendiri demi menjaga Taemin. Tuhan aku mohon buatlah Taemin sadar demi yeoja dalam pelukanku ini.
Yeoja ini adalah yeoja yang spesial bagi kami, yeoja yang telah mengembalikan senyum tulus diwajah dongsaeng kecil kami. Senyum yang bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku melihatnya. Berkat yeoja ini, Taemin ku yang dulu telah kembali. Taemin yang memiliki senyum ramah, periang dan selalu membuat kami para Hyung-nya tertawa melihat tingkah konyolnya. Namun setelah sepeninggal Eomma, Taemin perlahan berubah. Dia menjadi dingin dan semakin dingin setelah mengetahui penyebab sebenarnya Eomma meninggal. Aku sebagai Hyung tidak mampu melakukan apapun karena aku sendiri memiliki kebencian yang sama kepada aboeji dan aku menyesal sekarang. Karena kebencianku ini aku telah membuat dongsaeng kecilku menjadi sosok yang kasar dan pembangkang, bahkan terkadang perkataan kami bagaikan angin lalu di pendengarannya. Aku yang menyimpan kebencian mendalam terhadap Aboeji hanya bisa menyalurkan amarahku dengan memacu kuda besi kesayanganku itu. Dan ternyata bukan hanya aku saja yang mengalami kebencian seperti ini, para dongsaengku yang lain yang sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri juga mengalaminya. Jongyun, Key dan Minho. Tiga namja tampan yang memiliki sejuta kebencian sama sepertiku. Kebencian akan keluarga yang merelakan segalanya demi bisnis dan kedudukan semata.
Jonghyun merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga Kim, keluarga Jonghyun memiliki bisnis Rumah Sakit terbesar di Korea selain itu juga memiliki beberapa cabang perusahaan besar di Amerika, Australia, Jepang dan bahkan di sebagian besar Asia. Jonghyun yang notabene anak bungsu selalu diremehkan dan dibanding-bandingkan dengan kedua saudara tertuanya. Seberapa besar usaha dan keberhasilan Jonghyun selalu saja belum memuaskan Aboejinya yang sangat perfeksionis, dan untuk melepas jenuh itulah ia menjalani race yang sama denganku tentu dengan menutupi identitasnya demi nama baik keluarga. Pertama kali aku bertemu dengannya saat aku race di Incheon, disana aku mengalahkannya dan mengajaknya bergabung denganku dan siapa sangka dia sekolah di sekolah yang sama denganku. Dan lewat Jonghyun lah aku bertemu Key dan Minho yang emmang berteman baik dengan Jonghyun. Key yang seorang putra desainer terkenal, selalu merasa dirinya tak memiliki keluarga, dia selalu hidup sebatang kara meski dengan kemewahan yang melimpah. Selalu kesepian dan merindukan arti sebuah keluarga, oleh karena itu Key adalah orang yang paling peduli dengan keadaan kami dan  menyayangi kami layaknya keluarga. Dia mendapatkan bentuk keluarga yang ia impikan dalam geng kami. Sementara Minho, ia hanya seorang namja dingin yang selalu setia terhadap persahabatannya, dia selalu bersama Key dan Jonghyun selama ini. Selama kegiatan yang mereka lakukan benar dia hanya diam dan ikut saja, selama tak ada orang yang mengganggunya ia tak akan peduli. Sementara Taemin, dongsaengku sendiri aku tak pernah mengajaknya namun mengetahu aku yang selalu pulang larut bahkan pagi akhirnya ia mengetahui segalanya. Dengan dalih ingin menyalurkan kekesalan ia masuk ke geng kami. Namun tetap kami harus menyembunyikan sifat kami ini demi nama baik keluarga. Seperti inilah hidup kami, hidup dibalik bayang-bayang nama besar keluarga sehingga tidak bisa berbuat sesuka hati kami.Dengan menjadi diri kami seperti sekarang, kami masih bisa melakukan apa yang kami suka dibalik kaca mata besar yang menjadi kedok kami, dengan begini beban kami sedikit terangkat meski banyak resiko yang harus kami hadapi.
Aku tersadar dari lamunanku, mengingat bagaimana kami menghadapi hidup seperti ini selama bertahun-tahun dan membuat Taemin tergeletak lemah seperti ini, sungguh aku sangat menyesal tidak bisa menjaga dongsaengku sendiri. Membuatnya menjadi namja keras kepala dan dingin, membuatnya merasakan kesedihan dan kebencian yang mendalam kepada Aboeji. Apakah ini yang aku harapkan tentu tidak. Aku pejamkan mataku hingga tanpa kurasakan air mataku mengalir kembali.
            “Mianhae, Taemin-ah” isakku pelan. Takut tangisanku terdengar yeoja yang coba kutenangkan ini.
---Behind Their Glasses---
Taemin  POV
Aku merasakan  perasaan yang sangat nyaman, berada dipelukan Eomma yang paling aku rindukan. Kuberanikan diri menanyakan hal yang selama ini selalu kupendam dalam hati.
            “Eomma, apakah aku jahat jika aku membenci Aboeji karena telah membuat Eomma pergi dari sisiku? Apa aku salah jika aku selalu marah saat bertemu Aboeji dan menentang semua perintahnya?” tanyaku pelan.
            “Aniya, Minnie...Eomma pergi bukan karena Aboeji. Ini memang sudah kehendak dari yang Kuasa. Apa kau tega melihat Aboeji sedih karena telah kehilangan Eomma dan kini kehilangan dirmu hah..” jawab Eomma lembut.
            “Tapi Eomma. Gara-gara Aboeji yang suka bermain yeoja, Aboeji sudah menyakiti eomma dan membuat Eomma menderita. Ini semua kesalahan Aboeji” jawabku kesal.
            “Ne..memang benar Aboeji suka bermain wanita, tapi bukannya sekarang Aboeji sudah mulai berubah. Dia sangat menyayangimu Taemin-ah, ia tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Maafkanlah Aboeji, demi Eomma ne” jawab Eomma seraya mengelus rambutku.

 Aku pun terdiam emmeikirkan semua perkataan Eomma, sayup-sayip kudengar suara yang sedikit mengusikku. Kucoba untuk menghiraukan suara itu namun tetap saja aku merasakan ada sesuatu yang kosong, tapi anehnya aku tak tahu perasaan apa ini.Aku terus nmemejamkan mataku mersakan lembutnya belaian Eomma di kepalaku, namun samar-samar aku mendengar suara itu lagi dan lebih jelas seperti seseorang yang terus memanggil namaku. Tapi siapa itu. Kubangkitkan tubuhku memandang kearah sekitarku, namun nihil tak ada apapun yang bisa kutemukan selain pemandangan padang rumput hijau yang terbentang luas sejauh mata memandang.
            “Taemin-ah....Taemin-ah.”
Suara itu lagi, siapa yang memanggilku.
            “Siapa itu, Eomma apa ka—“ perkataanku terputus saat kulihat Eomma tak ada disampingku lagi, Eomma pegi menjauh dariku. Terus kupanggl Eommaku untuk berhenti namun percuma. Namun beberapa saat langkahnya berhenti dan menatapku.
            “Temin-ah, sepertinya mereka sudah sangat merindukanmu, kembalilah...ini bukan tempatmu” lalu Eomma kembali menjauh.
“Eomma...Eomma” aku berteriak sekuat tenagaku, namun tiba-tiba cahaya putih menghalangiku untuk mengejar Eomma lalu semuanya gelap.
Setelah sinar putih itu menerpaku, kepalaku terasa sangat berat. Perlahan kubuka kedua mataku, saat perlahan mataku mulai terbuka kudengar suara-suara yang memanggil namaku persis seperti suara yang aku dengar sebelum Eomma pergi. Saat berhasil membuka kedua mataku kudapati dua sosok yeoja dan namja yang terlihat begitu senang melihatku. Baru kusadari mereka Onew Hyung dan Soo Ri orang yang sangat aku sayangi. Kudenagr Onew Hyung terus memanggil dokter dan berlari keluar ruangan sementara Soo Ri terus menggenggam tanganku dan mengelus kepalaku dengan air mata yang terus mengalir.         
            “Akhirnya kau sadar Taemin-ah” kata Soo Ri seraya berhambur memelukku.Ia memeluk leherku erat. Seakan takut aku pergi dari sisinya.
            “Ne...aku kembali” kataku dengan tersenyum ringan membalas pelukan Soo Ri dan melingkarkan tanganku pada pinggangnya.
---TBC---

No comments:

Post a Comment