SHINee World

Translate

Monday, 3 February 2014

[Sequel] Behind Their Galsses...Last Part



Author :
Minnie_14
Main Cast :
-Choi Soo ri (OC)
-Lee Taemin
Support Cast :
-Other Member SHINee
Lenght : Sequel 6 of 6 [End]
Genre : Friendship, Romance, Family.
Rating : General
Summary : Dikala kebenaran harus terhalang kedok yang sungguh mengagumkan, menyembunyikan segala macam dusta dan derita yang sungguh menyakitkan.
A/N : Mian baru bisa post sekarang soalnya mimin juga lagi ada ujian dan tugas kuliah, sorry banget ya reader padahal udah mau rencana post sejak pertengahan bulan (-_-) mianhae...
Ini udah jadi part terakhir untuk BTG, sementara untuk yang The Symphony of Romance menyusul....tunggu ya...
          Untuk kesan, pesan, kritik dan saran di tunggu ya reader...Kamsahamnida..(bow)
::--::--::
---Behing Their Glasses---

Author POV
Hari ini tepat 2 hari Taemin sadar dari komanya, di ruang rawat VVIP itu tengah menggema canda tawa dari ke enam nsan yang kini tengah bercanda dengan seorang namja yang kini duduk bersandar padaranjang rawatnya, Taemin. Taemin kini duduk bersandar di atas tempat tidur dengan disamping kirinya duduk seorang yeoja manis yang selalu berada disampingnya, yang sudah sebulan ini dengan setia menjaga dan menunggu kesadarannya, Choi Soo Ri. Sedangkan disamping kanannya yang kini tengah bercanda gurau dengannya adalah kakak kandungnya Onew. Diseberang tempat tidurnya berdiri tiga namja yang ikut tertawa mendengar cerita dan melihat tingkah dua namja kakak beradik itu. Tiga namja yang menyelamatkan Taemin dan Soo Ri, Jonghyun, Key dan Minho. Mereka tengah bercerita mengenang masa kecil Taemin dan Onew.
            “Hyunggg....aku tak seperti itu” sahut Taemin dengan wajah cemberut.
            “HA HA HA HA HA..Taemin-ah, kau itu memang sangat menyusahkan saat kecil, kemanapun aku pergi kau pasti mengikutiku. Bisa dipastikan kalau ada aku pasti ada ku juga” jawab Onew tertawa melihat tingkah dongsaengnya diiringi tawa dari 4 sosok lainnya.
            “Ishhh..Hyung, jangan permalukan aku. Apalagi didepan mereka” gerutu Taemin.
            “Tak apa Taemin-ah, aku kan jadi tahu bagaimana masa kecilmu” sahut Soo Ri.
            “Tak apa saeng, kami kan juga ingin tahu bagaimana masa kecilmu dulu” timpal Jonghyun.
            “Ishh..kalian pasti mau menghinaku karena kelakuanku dulu” sahut Taemin kesal melipat tangan di depan dada.
Melihat kelakuan Taemin justru membuat gelak tawa di ruangan itu semakin menggema. Di lain sisi Onew merasa senang bisa melihat dongsaengnya kembali seperti semula dan bahkan kini ia menjadi semakin ceria dan menjadi sosok dongsaeng yang ia kenal dulu sebelum Eomma mereka meninggal, sosok Taemin dongsaeng kesayangan Onew yang sangat manja dan ceria. Tapi Onew juga merasa bingung apa yang bisa membuat dongsaengnya ini berubah drastis setelah ia siuman dari komanya. Dan hal yang paling mengejutkan Onew adalah permintaan Taemin 2 hari lalu 1 jam setelah ia sadar.
Flashback
Malam ini adalah malam yang sangat membahagiakan bagi Onew dan keempat doangsaengnya, pasalnya dongsaeng kesayangannya yang sudah 1 bulan koma kini telah sadar. Setelah Taemin membuka matanya Onew dengan cepat menghuungi dokter dan memeriksa keadaan dongsaengnya. Setelah melalui bebrapa pemeriksaan, Taemin dinyatakan membaik namun masih perlu istirahat jadi untuk sementaraia harus dibiarkan sendiri dan istirahat, besok baru diperbolehkan bertemu dengan banyak orang. Soo Ri yang sejak Taemin sadar terus memeluk Taemin, kini melangkah keluar kamar disusul oleh Onew. Namun belum sempat Onew melangkah meninggalkan Taemin, ada seseorang yang menahan tangannya dan ternyata  adalah tangan kurus Taemin. Onew menghentikan langkahnya dan menatap dongsaengnya yang kini masih terlalu lemah hanya untuk membuka mulutnya apalagi baru saja ia mendapat suntikan obat. Onew memutuskan untuk mendekatkan telinganya pada bibir pucat Taemin.
            “Aboeji...aku ingin bertemu dengannya Hyung” kata Taemin lirih
DEG..
Onew terperanjat mendengar perkataan Taemin, ia menatap dongsaengnya yang kini tengah terlelap karena pengaruh obat tersebut. Onew hanya geram memikirkan apa yang Taemin katakan. Onew mengambil ponselnya dan mengetikkan beberapa kata didalam pesannya dan setelah berhasil mengirim pesan tersebut, dengan kasar ia membanting ponselnya hingga hancur dan tak berbentuk.
            “Ini kulakukan atas permintaanmu Taemin, tidak lebih” kata Onew geram mencengkeram jemarinya hingga buku-buku kukunya memutih dan melangkah keluar ruangan Taemin.
Flashback end
Onew terus memandangi Taemin yang tertawa mendengar ocehan Key dan Jonghyun yang entah memperebutkan apa. Hingga sebuah pernyataan yang keluar dari mulut Minho menarik perhatian mereka.
            “Aku masih bingung untuk apa kau selalu mengikut Onew Hyung Taem, sehingga kau semanja itu padanya dulu” ujar Minho.
            “Ohh.aku hanya merasa Onew Hyung adalah orang yang paling hebat yang pernah kukenal Hyung, dulu Onew Hyung selalu menjadi juara kelas dan menjadi anak kebanggaan aboeji, Onew Hyung juga selalu mendapat pujian dari rekan bisnis aboeji karena sangat sopan dan penurut, apalagi saat Eomma meningal dimana saat-saat terburuk bagi kami Onew Hyung selalu menjadi sosok yang tegar dan melindungiku” jawab Taemin.
Dalam sekejap suasana kamar yang semula ramai dan penuh dengan gelak tawa berubah menjadi sunyi saat Taemin menjelaskan mengenai masa kecilnya dan kesannya terhadap Onew. Onew semakin yakin, Taemin-nya yang dulu telah kembali. Bukan lagi Taemin yang angkuh dan pembangkang melainkan dongsaeng manis yang manja dan penurut, hal apa yang berhasil merubahnya?hal ini masih membebani pikiran Onew. Onew hanya terdiam melihat dongsaeng-nya kini tumbuh dengan baik meskipun tanpa adanya kasih sayang dari sang Eomma, diam-diam Onew tersenyum melihat Taemin yang kini juga tengah menatapnya.
BRAKKK....
Tiba-tiba pintu kamar Taemin terbuka dengan kasar. Dari arah pintu nampak sosok namja paruh baya yang kini tengah kesulitan mengatur nafasnya. Semua mata mengarah kearah pintu kamar rawat Taemin. Onew yang semula tersenyum dalam sekejap senyumnya memudar sesaat melihat sosok yang kini tengah berdiri menatap Taemin. Mr. Lee sosok yang tadi datang dengan terburu kini merasa lega sesaat melihat putra bungsunya telah sadar dan tertawa bersama para sahabat dan tentu Hyung-nya, Onew. Mr. Lee tersenyum sesaat melihat Taemin yang kini tengah bersandar pada ranjangnya dan tersenyum balik kearahnya, namun saat matanya tertuju pada sosok namja yang duduk tepat disamping kanan Taemin, senyumnya seketika mrnghilang. Tatapan itu, ia kembali menerimanya dari sang putra sulung yang memang sangat membencinya. Mr. Lee yang sejak 1 bulan lalu tengah menjalankan bisnisnya dengan investor Jepang berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat setelah menerima pesan dari Jinki.
“Taemin sudah sadar dan ingin bertemu denganmu”
Begitulah isi yang Jinki kirimkan padanya. Ia sempat terkejut melihat nama pengirim yang mengiriminya pesan tersebut. Apakah Jinki sudah bisa memaafkannya dan menerima kepergian sang Eomma, itulah pikiran yang terbersit didalam benak Mr.Lee. Jinki yang semenjak kematian Eommanya tak pernah sekalipun berbicara padanya selain kata-kata dingin justru meminta dirinya datang dan menghubunginya terlebih dahulu. Namun setelah melihat pandangan dingin yang tetap diberikan Jinki padanya perlahan memupuskan harapan yang ia bayangkan saat di pesawat dalam perjalanan ke Korea 2 jam lalu. Mr. Lee perlahan menarik langkahnya keluar dari ruangan dan bermaksud meninggalkan ruangan rawat Taemin, toh dia sudah senang melihat putra bungsunya kini telah sadar. Belum sepenuhnya Mr. Lee berbalik meninggalkan ruangan itu, sebuah pertanyaan berhasil menghentikan langkahnya.
            “Aboeji, aboeji ingin pergi kemana?” tanya sosok tersebut.
Perlahan Mr. Lee berbalik ke arah ruangan Taemin dipandangnya satu persatu sosok tersebut dan semua pandangan mereka terarah kepada Taemin yang kini balik menatapnya dengan senyum yang mengembang.
            “A-apa k-kau baru saja memanggilku a-aboeji?” tanya Mr. Lee terbata sembari memandang ke arah Taemin.
            “Ne aboeji, aku yang memanggil aboeji. Apakah salah?” kata Taemin yang mendapatkan tatapan terkejut dari Mr.Lee.
Dalam hitungan detik kini Taemin tengah berada dalam dekapan hangat Mr. Lee. Pelukan yang hampir 10 tahun ini tak pernah Taemin rasakan meskipun jarak mereka sangat dekat. Taemin pun membalas pelukan Mr. Lee dan menangis dalam dekapannya. Dalam hati Taemin mengucapkan beribu kata maaf dan berterima kasih pada aboejinya yang selalu memaafkan segala perlakuan dingin yang ia lakukan terhadap Mr. Lee. Semua pasang mata menatap haru kearah pasangan aboeji dan adeul itu, tapi tidak dengan sosok namja sipit yang kini tengah berdiri dan menatap kearah luar jendela kamar Taemin yang memang tepat berada disampingnya. Onew merasa kesal entah merasa marah pada Taemin atau tidak rela bahwadongsaengnya telah memaafkan kesalahan orang yang ia anggap telah membunuh Eommanya. Setelah puas saling mencurahkan rasa rindunya perlahan Taemin melepaskan pelukannya egitu pula dengan Mr. Lee yang perlahan melepas pelukan Taemin dan tersenyum menatap putra bungsunya itu.
            “Taemin, apa kau sudah memaafkan aboeji?” tanya Mr. Lee menatap mata coklat Taemin yang memang mirip dengan dirinya. Taemin mengangguk menanggapi perkataan aboejinya.
Jinki yang sedari awal memang tidak menyukai kedatangan Mr. Lee merasa emosinya sudah tak bisa ditanggungnya lagi, akhirnya ia memilih untuk meninggalkan ruangan tersebut setelah mendengar apa yang dikatakan Mr. Lee dan melihat sendiri Taemin yang mengangguk mengiyakan perkataan Mr. Lee. Baru bebrapa langkah Jinki ambil meninggalkan tempat ia berdiri, Taemin sudah mencegahnya.
            “Hyung, kau mau pergi kemana?” tanya Taemin.
Jinki menghentikan langkahnya sebentar, sekedar menengok kesamping lalu meneruskanlangkahnya kembali.
            “Hyung, kumohon berhenti ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu dan aboeji” rayu Taemin.
Mendengar Taemin menyebutkan kata aboeji Jinki mulai geram lagi, merasa masih bisa mengontrol emosinya akhirnya Jinki berhenti dan berdiri tanpa memandang kearah Taemin yang kini berada dibelakangnya.
            “Hyung ada hal penting yang benar-benar ingin aku bicarakan, mmm mian Soo Ri dan Hyungdeul bisa tinggalkan kami bertiga sebentar?” pinta Taemin
Permintaan Taemin ditanggapi anggukan oleh Soo Ri dan ketiga Hyung Taemin, merasa ada hal penting yang ingin mereka bicarakan. Seperginya Soo Ri dan ketiga namja tampan tadi, Taemin meminta Onew mendekat kearahnya. Onew yang memang sudah kesal dengan keberadaan Mr. Lee hanya diam dan menghembuskan nafas kasar memenuhi permintaan Taemin, kalau saja Taemin tidak sedang dalam keadaan lemah seperti ini mana mau ia menuruti segala permintaan Taemin dan bagi Onew ini merupakan bentuk permintaan maaf karena kelalaiannya yang telah menyebabkan dongsaengnya mengalami musibah seperti ini. Setelah memaksakan Onew mendekat kearahnya Taemin memulai pembicaraan yang ingin ia ungkapkan sejak awal.
            “Mmmm...baiklah akan kumulai pembicaraan ini. Pertama, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Onew Hyung karena telah memenuhi permintaanku ini. Gomawo Hyung, meski aku tahu Hyung sangat tidak suka dengan permintaanku ini namun Hyung tetap mengabulkan permintaanku untuk bertemu aboeji dan—“ kata Taemin terputus karena selaan Onew.
            “Apa ini yang akan kau sampaikan, kalau hanya ini lebih baik aku pergi” kata Onew dingin.
            “Mianhae Hyung kalau aku terlalu bertele-tele. Mmm..Aboeji, aku ingin meminta maaf sebelumnya karena selama ini aku tidak bisa menjadi anak yang berbakti untuk aboeji, putra yang aboeji banggakan dan hanya bisa mengecewakan aboeji, jeongmal mianhae dan aku tahu aboeji juga pasti merasa sedih dan kecewa. Mianhae aboeji dan untuk kali ini saja aboeji aku ingin bertanya apakah ada hal yang selama ini aboeji sembunykan dari kami?” kata Taemin panjang dan diakhiri dengan sebuah pertanyaan yang cukup membingungkan bagi Mr. Lee.
            “Apa yang kau maksud Taemin, hal apa yang aboeji sembunyikan” tanya Mr. Lee bingung akan pertanyaan Taemin.
Taemin terdiam sebentar mengingat kembali apa yang ia bicarakan dengan Eommanya saat ia koma.
            “Jangan terlalu membenci aboeji-mu Minnie, ada banyak hal yang belum kalian ketahui kebenarannya”
Setelah sadar Taemin selalu memikirkan perkataan Eommamya mengenai hal yang selama ini belum ia dan Onew ketahui, oleh karena itu ia ingin bertemu dengan aboeji-nya dan memohon pada Onew untk mempertemukan mereka meski hanya sebentar.
            “Sudahlah Taem apa kau ingin mendengarkan bualan dari lelaki tua ini, kalau kau ingin mendengarnya silahkan tapi lebih baik kalian mulai setelah aku angkat kaki dari sini” kata Onew ketus.
            “Hyung, biarkan aboeji bicara. Dan aboeji aku mohon katakan sejujurnya adakah hal yang selama ini aboeji sembunyikan dari kami” pinta Taemin.
            “Apa kau tak lihat, dia hanya diam saja. Hei orang tua apa kau sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab pertanyaan Taemin. Apa suaramu habis setelah menggoda banyak yeoja” kata Onew merendahkan Mr. Lee. Mr. Lee hanya diam, ia geram namun ia mencoba untuk menahan emosinya agar tidak meledak dan balik membentak Onew.
            “HYUNG JAGA BICARAMU” bentak Taemin
            “YAA!! BERANINYA KAU MEMBENTAKKU, APA KAU SUDAH TERKENA HASUTANNYA HAH, BOCAH TENGIK” bentak balik Onew.
            “YA!! HYUNG---“ belum sempat Taemin menyelesaikan perkataannnya Onew sudah memotong perkataan Taemin lagi.
            “Lagi pula apa yang terjadi padamu sebenarnya, kenapa sifatmu berubah drastis. Mana sifat angkuh dan pembangkangmu, kenapa tiba-tiba kau berubah menjadi namja lemah seperti ini. Apa yang sebenarnya terjadi padamu, kenapa kau dengan mudahnya memaafkan namja ini. Apa kau lupa siapa yang menyebabkan Eomma kita pergi HAH!!!” bentak Onew diakhir kalimatnya.
            “Hyung, kenapa kau berbicara seperti itu?” sahut Taemin terkejut mendengar perkataan Onew, apa dia lebih senang jika Taemin menjadi anak yang dingin dan pembangkang dibandingkan dirinya yang sekarang.
            “Itu kenyataannya, kau menjadi sangat lemah. APA KAU DENGAR ITU BOCAH TENGIK, KAU DENGAN MUDAHNYA TERMAKAN BUALANNYA. KAU SANGAT LEMAH” cerca Onew.
            “Aku berkata lembut untuk menghormatimu, tapi kenapa kau jurtru menghinaku” geram Taemin lirih menundukkan kepalanya.
            “HYUNG BR*****K, AKU MENCOBA SABAR TAPI APA YANG KUDAPAT. KAU BAHKAN MEREMEHKANKU DAN MENGHINA ABOEJI, KAU BUKAN SEPERTI ONEW HYUNG YANG KUKENAL. KAU HANYALAH NAMJA KESEPIAN YANG MENYEDIHKAN..CIHH” cerca balik Taemin.
            “APA KAU BILANG BERANINYA KAU BICARA SEPERTI INI PADAKU, APA KAU LUPA SIAPA ORANG YANG KAU LAWAN INI HAH!!!” bentak Onew sembari menghampiri Taemin dan mencengkeram kerah bajunya tanpa memperdulikan kondisi Taemin yang kini masih lemah.
Mr. Lee sudah tak bisa menahan emosinya lagi mendengar pertengkaran kedua putranya.
            “DIAM!!! Kenapa justru kalian yang bertengkar, bukankah kalian sangat dekat. Taemin jaga bicaramu dia tetap Hyung-mu, hormati dia. Dan Onew aboeji tak pernah sekalipun mencoba untuk menghasut dongsaengmu”  lerai Mr Lee lelah melihat pertengkaran dua saudara itu. Taemin hanya menunduk dan membuang muka, sementara Onew masih dengan erat mencengkeram kerah Taemin.
            “Hahh, Bulshit!!! Apa aku akan percaya dengan kata-katamu orang tua. Aku tahu kau pasti menghasut Taemin untuk melawanku dan mencoba membujukku agar mau memaafkanmu, huhh dasar manusia licik” kata Onew sembari menghempaskannya cemgkramannya pada kerah Taemin.
            “YAA!! LEE JINKI ! Apa kau kira aboeji serendah itu, aboeji tekankan sekali lagi aboeji tak perbah sekalipun menghasut Taemin, dan ingat Taemin sama bencinya kepada aboeji, apa kau lupa itu” bentak Mr. Lee geram mengahadapi putra sulungnya yang memang keras kepala sama seperti Eomma-nya.
            “Tidak usah banyak bicara, aku tahu kebusukanmu dasar orang tua” timpal Onew dingin.
            “Yaa!! Lee Jinki!” kata Mr.Lee, belum sempat mereka melanjutkan pertengkaran sengit ini Taemin mulai membuka mulutnya.
            “BERHENTI!! Ini semua karena Eomma” kata Taemin.
            “MWO!!!” pekik Onew dan Mr. Lee bersamaan.
            “Apa maksudmu!?” tanya Onew bingung mendengar perkataan Taemin.
            “Ne, Hyung-aboeji aku bertemu dengan Eomma didalam mimpiku dan Eomma mengatakan ada hal yang aboeji sembunyikan dari kami, hal apa itu aboeji? Jebal ceritakan pada kami” jelas Taemin.
            “A-apa kau bilang, Eomma-mu mengatakan itu padamu?” tanya Mr. Lee gugup.
            “Ne, aboeji...jadi jebal ceritakan semuanya pada kami. Tidak selamanya kan aboeji terus menyembunyikan hal itu dari kami, lagipula kami sudah dewasa aboeji, sudah sepantasnya kami tahu apa yang aboeji sembunyikan selama ini” kata Taemin, sementara Onew hanya diam mendengar percakapan dongsaeng dan aboejinya.
            “Apa yang sebenarnya kau katakan hah?!, apa ini perihal kepergian Eomma? Sudah jelaskan orang ini yang menyebabkan Eomma pergi!” ucap Onew geram.
             “Hyung, dengarkan dulu penjelasan aboeji. Kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mendengar semua ceritanya, terserah kau mau pergi atau apapun aku tak akan menghalangimu” kata Taemin menenangkan Onew, meski ia sendiri masih kesal terhadap sikap Hyung-nya tadi. Dan pada akhirnya Onew mulai menarik nafas dalam dan membuang muka berbalik kearah jendela disamping tempat tidur Taemin.
            “Aboeji, sekarang katakanlah yang sebenarnya” bujuk Taemin lagi.
Mr. Lee yang sudah merasa terpojok dengan segala perkataan Taemin dan sikap Onew yang terus menyalahkannya membuatnya berpikir bahwa sekaranglah saatnya ia menceritakan rahasia yang sudah ia simpan sejak belasan tahun lalu.
            “Baiklah...aboeji akan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga kita dan apa prnyebab kepergian Eomma kalian hingga kalian membenci aboeji seperti ini” jelas Mr. Lee.
            “Sudah jelas itu karena perbuatanmu” potong Onew tetap dengan posisi menghadap jendela dengan tangan terlipat didepan dada, sungguh pose yang sangat angkuh.
            “Hyung...” bentak Taemin lirih.
            “Ne, ini memang salah aboeji, aboeji yang tidak mampu mengambil resiko, aboeji yang terlalu takut akan kekuasaan sehingga tidak mampu melindungi Eomma kalian” kata Mr. Lee.
            “Apa maksudmu” tanya Onew berbalik menghadap Mr.Lee, terkejut akan pernyataannya.
            “Sebenarnya kejadian ini berawal saat aboeji baru saja menikah dengan Eomma kalian, disaat itulah perusahaan keluarga kita mengalami masalah karena para investor yang mulai mencabut saham dari perusahaan kita entah karena apa aboeji kurang tahu sebabnya. Dan disaat krisis itulah tiba-tiba muncul seorang investor yang berbaik hati membantu perusahaan Lee, tapi investor itu mengajukan syarat yang menurut aboeji tidak masuk akal. Investor itu meminta aboeji untuk menikahi putrinya yang ternyata adalah yeoja yang mengejar –ngejar aboeji saat aboeji kuliah di LA dulu. Bahkan hal yang paling mengejutkan aboeji dia tetap memaksa aboeji untuk menikahinya meskipun ia tahu aboeji sudah menikah dengan Eomma kalian. Dengan kondisi perusahaan yang makin kritis haraboeji terus memaksa aboeji menikahi putri investor tersebut dan menduakan Eomma kalian” jelas Mr. Lee.
            “Lalu apakah aboeji menerima yeoja itu?” tanya Taemin penasaran.
            “Tentu aboeji menolak, aboeji memutuskan untuk meninggalkan keluarga Lee dan hidup mendiri bersama Eomma kalian meskipun hanya hidup sederhana. Selang 3 tahun setelah Onew lahir dan kami memiliki kau Taemin, haraboeji sakit keras setelah 3 tahun menjalankan perusahaan yang hampir runtuh ini dan meminta aboeji meneruskan tonggak kepemimpinan. Dengan terpaksa kami kembali ke kediaman Lee dengan membawa serta kalian. Kalian mungkin lupa bahwa kita pernah mengalami hal seperti itu karena usia kalian yang terbilang sangat muda, bahkan Taemin baru berusia beberapa bulan saat kita pindah. Dengan susah payah aboeji mencoba menyelamatkan perusahaan ini, dibantu haraboeji yang selalu memberikan saran apa saja yang sebaiknya aboeji lakukan. Aboeji hampir putus asa karena ini baru pertama kali aboeji mengontrol perusahaan sebesar Lee Corp. dan lagi ribuan nasib pekerja ada ditangan aboeji saat itu. Untung saja ada Eomma kalian yang selalu menyemangati aboeji dan mendampingi aboeji saat aboeji merasa tertekan ditambah lagi 2 putra tampan yang sangat aboeji sayangi, aboeji menjadi semangat kembali, sungguh masa-masa itu adalah masa yang sangat aboeji rindukan dimana keluarga kita menjadi keluarga yang hangat dan saling mencintai, dimana harta bukanlah segalanya” jelas Mr.Lee panjang dan hanya ditanggapi diam oleh Onew dan Taemin mencoba mengingat mas akecil mereka yang terlihat kabur karena tertutupi oleh rasa sedih karena kehilangan Eomma mereka.
            “Sungguh, jika aboeji bisa kembali ke masa lalu, aboeji akan kembali disaat kita masih menjadi keluarga yang utuh. Dimana aboeji duduk berdampingan dengan istri baik hati seperti Eomma kalian serta memiliki 2 putra tampan seperti kalian ini. Namun sepertinya hal itu tak akan pernah terjadi.” Kata Mr. Lee disertai senyum miris “ Selang beberapa bulan aboeji memegang kendali perusahaan kabar buruk menimpa keluarga kita, haraboeji yang selalu memberikan nasehat tentang apa saja mengenai perusahaan meninggal karena sakit yang dideritanya. Secara otomatis kendali perusahaan ada ditangan aboeji sepenuhnya, aboeji yang dari semula tidak tertarik dengan perusahaan merasa kewalahan karena merasa belum siap, ditambah lagi keadaan Eomma kalian yang ternyata mengidap penyakit kanker setelah melahirkan Taemin membuat konsentrasi aboeji ke perusahaan semakin pecah. Akhirnya perusahaan kembali dalam krisis setelah sebelumnya berhasil aboeji dan haraboeji tangani,  disaat genting itulah yeoja putri investor itu mncul kembali, ia meminta aboeji untuk menikahinya dengan ancaman akan menghabisi nyawa Eomma kalian sekaligus akan menyiksa kalian apabila aboeji mencoba untuk melawan. Aboeji dengan berat hati menerima penawaran yeoja sialan itu karena terus memikirkan keselamatan orang yang aboeji sayangi yakni kalian dan Eomma kalian, tapi keputusan yang aboeji ambil justru membuat yeoja itu dengan leluasa mempermainkan aboeji, ia terus saja menyiksa Eomma kalian meskipun ia tahu bahwa ia tengah sakit. Aboeji hanya bisa berdiam diri dan berpura-pura membela yeoja ialan itu dan dengan berat hati aboeji sesekali harus melukai Eomma kalian karena nacaman yeoja itu yang akan menyiksa kalian serta Eomma kalian berkali lipat lebih berat jika aboeji tidak menurutinya. Tetapi didalam hati aboeji, aboeji mengutuk yeoja sialan itu dan sifat pengecut aboeji yang tengah berani menyiksa yeoja paling berharga di hidup aboeji dan tidak berani untuk membantahnya” jelas Mr. Lee.
            “Apakah aboeji tidak berusaha untuk melawan, dia kan hanya seorang yeoja” sahut Taemin geram mendengar kelakuan keji yeoja itu terhadap Eomma-nya.
            “Tentu aboeji mencoba untuk melawan, tapi tidak dengan melawan secara fisik seperti yang ia lakukan pada Eomma kalian. Secara diam-diam aboeji mulai mencari aset-aset berharga milik yeoja itu dan membalikkannya atas nama aboeji. Dan disaat itulah aboeji sadar bahwa dalang dari goyahnya perusahaan Lee dulu adalah berkat ulahnya yang menghasut kolega bisnis Lee Corp untuk mencabut saham mereka dan menanamkan sahamnya diperusahaan aboejinya, sehingga dengan gampangnya ia bisa menghasut haraboeji untuk menikahkan aboeji dengan yeoja sialan itu. Disaat aboeji mengetahui kejahatannya, aboeji tidak ragu lagi untuk menghentikan kelakuan busuk yeoja sialan itu. Aboeji sudah membayangkan saat dimana keluarga kita bisa menjadi keluarga yang bahagia seperti dulu lagi dan memulihkan keadaan seperti semula, namun impian itu pupus saat Eomma kalian meninggal akibat penyakit terkutuk itu dan siksaan dari yeoja sialan yang seumur hidup aboeji tak akan pernah aboeji maafkan. Disaat kepergian Eomma kalianlah hidup aboeji seperti tak ada artinya lagi ditambah dengan  perubahan sikap kalian yang terus membenci aboeji karena kepergian Eomma kalian, tapi sepertinya itu pantas karena aboeji yang terlalu pengecut untuk melindungi hal yang paling berarti dalam hidup aboeji yakni kalian berdua putra yang sangat aboeji banggakan dan Eomma kalian, sosok yeoja yang sampai kapanpun akan tetap menjadi yeoja paling sempurna bagi aboeji” jelas Mr. Lee dengan menatap sendu kedua putranya.
Onew dan Taemin hanya diam mendengarkan semua penjelasan aboejinya, mereka tidak menyangka bahwa aboejinya menangggung semua penderitaannya sendiri ditambah dengan kebencian mereka yang mereka tumpahkan pada orang yang salah.
            “Sekali lagi maafkan aboeji yang telah memisahkan kalian dari Eomma kalian, dan kehilangan kasih sayang yang seharusnya kalian dapatkan dari sosok seorang Eomma” kata Mr. Lee mengusap kepala Taemin dan memandang kearah Onew yang kini berdiri menunduk dihadapannya meski dihalangi oleh ranjang Taemin. “Dan untukmu Jinki, mian aboeji telah membuatmu berperan ganda dalam menjaga Taemin sejak kecil menggantikan sosok Eomma dan aboeji. Seperti yang aboeji katakan, aboeji sudah sangat bersalah pada kalian dan sikap dingin yang kalian berikan selama ini belum bisa dibandingkan dengan penderitaan kalian, terutama kau Jinki putra kebanggaan aboeji..hiks..hiks.mianhae..jeongmal mianhae..” kata Mr.Lee diiringi suara tangis dan menunduk.
            “Apa yang kau bicarakan...tentu ini semua salahmu, karenamau kami kehilangan sosok hangat Eomma, karenamu kami kehilangan kasih sayang Eomma dan yang paling penting karena sikap egoismu kami kehilangan keluarga kami. Kenapa kau berbohong kepada kami, kenapa kau berpura-pura sebagai sosok yang jahat dimata kami.....dan kenapa kau membuat kami kehilangan sosok aboeji yang hebat seperti anda” jelas Onew sembari berjalan mengitari ranjang Taemin dan kini berdiri tepat dihadapan aboejinya yang kini duduk dengan kepala menunduk..
Sontak saja kata-kata terakhir Onew membuat Mr. Lee mengangkat kepalanya dan menatap Onew yang kini berdiri tepat dihadapannya tanpa ada penghalang
“Kenapa anda membohongi kami...hiks..hiks..kenapa aku begitu jahat kepada anda, aboeji mianhae..hiks...jeongmal mianhae, aku tak pantas lagi menjadi putra anda, aku terlalu kotor dan bodoh, aboeji mianhae.” Kata Onew terisak.
Dengan sigap Mr.Lee berdiri dan memeluk putra sulungnya ini, menyalurkan kehangatan yang entah sudah berapa lama tak pernah ia berikan pada putra sulung yang sangat ia sayangi ini. Onew yang merasakan kehangatan pelukan dari aboeji-nya tak bisamenahan tangisnya lagi, ia menangis sejadi-jadinya sembari terus menggumamkan perkataan maaf-nya pada sosok Mr.Lee. Sementara disisi lain Taemin hanya memandang bahagia kearah Huyng dan aboejinya. Ikut merasakan kehangatan yang mereka salurkan.
            “Eomma, apakah Eomma melihatnya, aboeji dan Onew Hyung sudah berbaikan dan kami sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Eomma kami berjanji akan terus hidup bahagia jadi Eomma tak perlu khawatir” kata Taemin dalam hati.
            “Ya! Bocah tengik, kenapa kau diam saja? Apa kau tak mau memeluk kami” kata Onew yang berhasil memecah lamunan Taemin.
            “Hyung...kau menghinaku -_-?! Apa kau tak lihat aku tak bisa banyak bergerak, lagipula dokter memintaku untuk tak boleh bergerak kemanapun, apa kau mau aku makin parah. Dan lagi berhenti menyebutku bocah tengik, aku muak mendengarnya” kata Taemin sembari melipat kedua tangannya dengan bibir ia poutkan lucu sehingga membuat dua namja didepannya tertawa melihat tingkahnya.
            “Benarkah, bukankah tadi kau bisa berteriak dan menghinaku hah? Dimana kekuatanmu tadi?” ejek Onew
            “Itu karena terpaksa” jawab Taemin datar.
            “Ha ha ha...sudahlah Jinki-ah, jangan kau ganggu terus dongsaeng-mu, biarkan dia istirahat. Dan kau harus istirahat juga kan Taeminnie” kata Mr. Lee mencoba melerai Onew dan Taemin sembari mengelus kepala Taemin. Onew yang mendengar panggilan Mr. Lee tertawa terbahak memegangi perutnya.
            “HA HA HA HA, Minnie, lama sekali aku tak mendengar sebutan itu, baiklah mulai sekarang aku tak akan memanggilmu bocah tengik lagi. Sepertinya Minnie panggilan yang cukup bagus” kata Onew terus memegangi perutnya.
            “Hyunggg...Ahh ini semua gara-gara aboeji, kenapa memanggilku dengan nama itu” kata Taemin kesal.
            “Mmm gara-gara aboeji?!, wae...itu kan memang panggilanmu sejak kecil. Apa aboeji salah.HA HA HA” kata Mr. Lee sambil tertawa melihat ekspresi Taemin yang sedang merajuk, sungguh sangat menggemaskan. Tak pernah terbayangkan dibenaknya putra bungsunya yang manja ini dulunya menjadi namja yang angkuh dan dingin karena salah paham.   
            “Ne..memang benar, tapi itu kan dulu. Aku malu aboeji” rajuk Taemin yang justru ditanggapi tawaan dari 2 namja dihadapannya.
Dibalik rajukan Taemin itu, sebenarnya dia merasa sangat senang. Sudah lama rasanya ia tak bercanda seperti ini pada Hyung dan aboejinya semenjak kepergian sang Eomma. Mendengar Mr. Lee memanggilnya dengan sebutan Minnie tengah membangkitkan kenangan masa lalunya yang sangat ia rindukan saat bersama keluarganya yang utuh yakni kelurga bahagia saat mereka bersama sosok sang Eomma. Taemin diam-diam ikut tersenyum dibalik rengekannya.
Disisi lain, tepatnya diluar ruangan Taemin tersebut Soo Ri, Jonghyun, Key dan Minho tengah berharap-harap cemas tentang situasi yang terjadi didalam ruangan tersebut. Namun mendengar gelak tawa yang berasal dari dalam ruagan tersebut, sepertinya keadaan mulai membaik. Akhirnya mereka memutuskan untuk masuk dan melihat situasi apa yang sebenarnya terjadi.
            “Ekhmm...apakah kami boleh masuk” kata Jonghyun saat mengintip dari balik pintu.
2 namja yang saling merangkul itu menoleh bersamaan kearah pintu masuk.
            “Tentu nak, masuklah” kata Mr. Lee sesaat melepas pelukannya dari Onew.
Jonghyun menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam ruangan Taemin diikuti oleh Key, Soo Ri dan terakhir Minho. Mereka masuk dan berdiri tepat disamping Taemin menghadap Mr. Lee dan Onew, serta menatap bingung pada kondisi ruangan yang saat mereka tinggalkan tadi berhawa dingin kini berubah menjadi teduh dan hangat. Onew mampu membaca raut wajah ke empat dongsaengnya yang tampak bingung kemudian tersenyu.
            “Akan kujelaskan apa yang terjadi disini nanti” kata Onew tiba-tiba.
            “EH?!” sentak keempat dogsaengnya.
            “Apa maksudmu Hyung?” tanya Jonghyun.
            “Sudah jelas diwajah kalian semua Hyung, kalian pasti bertanya apa yang sebenarnya terjadi bukan pada kami?” tebak Taemin. Dan benar saja perkataan Taemin membuat Hyung-nya itu hanya tertawa malu, sembari menundukkan kepalanya.
            “Sudahlah, kalian ini. Benar kata Jinki biarkan dia yang menjelaskan pada kalian karena kalau diceritakan disini akan sangat panjang dan dapat mengganggu waktu istirahat Taemin”kata Mr. Lee.
            “Ne ahjussi” jawab mereka serentak.
            “Ah, aku baru ingat. Siapa anak manis ini? Aku baru pertama kali melihatnya” tanya Mr. Lee menatap kearah Soo Ri.
            “Ah...tentu saja aboeji dia anak baru disekolah kami. Dia setingkat dengan Taemin. Namanya Soo Ri. Dia yeoja yang ikut menjadi korban dalam peristiwa itu, namun ia sadar lebih cepat dan menjaga Taemin selama ia koma” jelas Onew.
            “Benarkah? Kau sungguh anak yang benar-benar baik, kau bahkan tidak membenci Taemin meskipun ia sudah melibatkanmu dalam hal seperti ini. Terima kasih karena kau sudah mau menjaga Taemin. Dan kau memang berhati mulia selain wajahmu yang cantik ini” puji Mr. Lee. Soo Ri hanya tersipu mendengar pujian Taemin.
            “Dia tak sehebat itu aboeji” sela Taemin.
            “Taemin-ah..” gumam Soo Ri sembari memicingkan matanya kearah Taemin.
            “ Dimata aboeji dia emmang sangat cantik Minnie, ditambah lagi hatinya yang sangat baik” bela Mr Lee
            “Minnie!!” seru keempat dongsaeng Onew.
            “Ne..itu panggilan Taemin mulai sekarang, karena itu memang panggilannya sejak kecil. Apalagi ia sudah bosan dipanggil bocah tengik” jelas Onew dan disambut tawa oleh semua orang tak terkecuali Soo Ri. Dilain sisi Taemin hanya kesal melipat kedua tangannya sementara pandangannya terus menatap kearah Soo Ri. Tanpa sadar ia menyunggingkan senyumnya dan ia merasakan ada kehangatan yang menjalar dalam hatinya melihat senyum manis Soo Ri, bukan lagi tangis yang ia lihat saat ia terluka.
            Mr. Lee tak melepaskan pandangannya pada Taemin yang diam-diam tersenyum melihat Soo Ri yang kini tengah tertawa mendengar nama paggilan Taemin. Ia merasa bahwa putranya ini telah bertemu dengan sosok yang mampu meluluhkan sifat dingin dan arogannya. Apakah yeoja ini juga yang membuat Taemin mampu memaafkannya disamping ia telah bertemu dengan Eommanya? Tanya benak Mr. Lee. 
            “Oh iya aboeji, aku masih penasaran dengan investor itu, siapa dia?” tanya Onew tiba-tiba setelah meredakan tawanya. Mr. Lee sedikit terperanjat mendengar pertanyaan Onew, tapi ia berfikir toh ia sudah menceritakan segalanya tidak ada salahnya ia menyebutkan nama orang yang telah menghancurkan keluarga kecilnya.
            “Yunho, Jung Yunho. Yang aboeji tahu ia pemegang kekuasaan hampir setengah jaringan bisnis di Asia disamping perusahaan kita” jelas Mr. Lee.
            “Jung...apa mungkin orang yang aboeji maksud adalah si br*****k itu” pikir Onew.
2 Week Later....
Sesosok namja kurus namun tampan kini tengah mamatut dirinya di depan cermin lengkap dengan seragam sekolah yang pas melekat di tubuhnya. Ini adalah hari ketiga semenjak Taemin keluar dari rumah sakit, ia bersikukuh ingin pergi ke sekolah meskipun aboeji serta Hyungnya dengan keras melarangnya karen akondisinya yang memang masih butuh istirahat panjang sesuai perintah dokter. Namun bukan Taemin namanya jika ia harus menuruti perkataan dokter yang menurutnya sangat berlebihan itu. Meskipun ia sudah mulai bertingkah menjadi anak yang bisa dibanggakan namun tetap saja sifat keras kepalanya tak berubah.
Taemin POV
 Kutatap pantulan tubuhku didepan cermin, tampan, gagah dan tampak menawan sama seperti aboeji. Ya, sekarang aku bisa menyebut beliau aboeji. Sosok yang selama 10 tahun belakangan ini adalah sosok yang paling aku benci dan tak tahu betapa sakitnya aku serta Onew Hyung ternyata justru mengalami hal yang beribu kali lebih menyakitkan dibandingkan kami. Kutatap wajahku yang sudah mulai kembali seperti semula, setelah hampir 2 bulan aku tak sadarkan diri dan kemarin kulihat wajahku yang errrr...aku bahkan sulit untuk mengatakannya, bisa dibilang layaknya mayat hidup. Pucat, kurus dan mmm sungguh sangat menyedihkan. Setelah yakin semua persiapanku selesai, kulangkahkan kakiku menuju ruang makan menemui Hyung serta aboeji yang sudah hampir 2 minggu ini setiap paginya kami selalu sarapan bersama untuk menebus waktu 10 tahun ini yang kami habiskan hanya untuk saling membenci. Baru bebrapa langkah aku menjauhi meja-ku, aku merasakan melupakan sesuatu. Segera kubalikkan langkahku menuju meja-ku dan megambil kaca mata yang hampir setiap hari selalu menemaniku di sekolah.
            “Hampir saja aku melupakan-mu” kataku sembari menyematkan kacamata besar itu di hidung mancungku. Kutatap lagi pantulan diriku di-depan cermin. “Perfect, kau memang namja tampan Lee Taemin” gumamku bangga melihat pantulan diriku di cermin yang kini tengah berdiri tegap dengan wajah serta tubuh yang bisa dibilang cukup proporsional, tapi ini menurutku sih -_-, meskipun Hyungdeulku sering menyebutku kurus namun menurutku tubuhku cukup ideal. (Dasar Tetem narsis, pasti ketularan Key..-_-“)
Aku berjalan menuruti tangga dari kamarku yang memang terletak dilantai 2 tepat disamping kamar Onew Hyung. Aku berjalan dengan santai karena memang aku bangun sangat pagi karena saking semangatnya masuk sekolah, jam tangan yang kini melingkar di lengan kiriku baru menunjukkan pukul 06.00 pagi, rekor terpagi yang pernah kubuat karena biasanya jam segini aku masih nyaman di alam mimpiku. Saat menuruni tangga dapat kulihat aboeji dan Onew Hyung sudah duduk tenang di meja makan sembari menaikmati sarapan mereka. Segera kupercepat langkahku mendekat ke meja makan dan menyapa dua orang anggota keluargaku itu.
            “Pagi aboeji, Onew Hyung...” sapaku.
            “Pagi Minnie, sepertinya kau memang sudah pulih” sahut aboeji.
            “Tumben kau sudah bangun, sepertinya hari ini akan ada hujan badai”   sahut Onew Hyung sembari menikmati roti panggangnya.
Aku hanya kesal mendengar ejekan Onew Hyung tanpa berniat membalasnya, ya..hanya sekedar menatapnya tajam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kemudian dengan cepat aku menarik kursi yang berhadapan dengan Onew Hyung tepat disamping kanan Aboeji. Baru saja aku mendudukkan tulang ekorku, aboeji sudah mengajakku bicara.
            “Minnie, kami baru saja membicarakan hal yang mungkin saja kau sukai” kata aboeji gantung.
            “apa itu aboeji?” tanyaku meminta penjelasan.
            “Kami sedang membicarakan yeoja yang cocok denganmu” sahut Onew Hyung dengan mulut penuh roti.
            “MWO!!! Apa maksudnya ak--- ah.jangan bilang kalian ingin menjodohkanku. Kalau iya, sampai kapanpun aku tak setuju dan tak akan menerima perjodohan itu!” tolakku tegas.
            “Benarkah...apa kau tak menyesal..” goda Onew Hyung.
            “Tentu untuk apa aku menyesal” ucapku yakin.” Lagi pula aku sudah punya yeoja pilihanku sendiri” tambahku lirih hampir seperti bisikan.
            “Wah...sayang sekali padahal yeoja itu sangat manis dan pengertian” sahut Onew Hyung.
            “Aku tak perduli” kataku sembari mengambil helaian roti panggang yang sedari tadi sudah menggodaku.
            “Apa benar kau tak peduli Minnie? Padahal aboeji akan menjodohkanmu dengan yeoja yang sangat mencintaimu” rayu aboeji.
            “Apa peduliku, kalau aku tak menyukainya sama saja” kataku semabri terus mengoleskan selai coklat ke atas helaian roti ku.
            “Kalau yeoja itu Soo Ri bagaimana? Apa kau masih mau menolaknya” sahut Onew Hyung yang berhasil menghentikan kegiatanku yang hendak melahap roti panggangku. “ Apa aku tak salah dengar tadi kalau Onew Hyung menyebutkan nama Soo ri, apa benar dia yeoja yang akan aboeji jodohkan denganku” pikirku dalam diam.
            “Ya!! Minnie, kenapa kau diam saja? Apa benar kau mau menolaknya?” tanya Onew Hyung lagi. Aku pun hanya diam.
            “Kalau kau diam berarti kau setuju untu dijodohkan” kata aboeji yang berhasil membuat wajahku memerah, memikirkan bagaimana wajah Soo Ri saja sudah membuat wajahku memanas.
            “Ya, Minnie!! Kenapa wajahmu memerah? Ah...kau pasti malu tadi sudah bersikeras menolak sekarang malah menerimanya. Hahahaha..kau lucu sekali Minnie.haahahaha” ejek Onew Hyung.
            “Hyung!!!” teriakku.
            “Sudahlah Jinki, jangan menggoda dongsaengmu lagi. Apa kau tak lihat wajahnya sudah semerah tomat” kata Aboeji sembari menahan tawa
            “Hah..aboeji sama saja” kesalku.” Terserah, aku mau berangkat dulu” kataku sembari berdiri dari kursiku.
            “Ya Minnie, mau kemana kau? Mobilmu kan masih diperbaiki, apa kau mau berjalan kaki” teriak Onew Hyung saat aku sudah melangkah meninggalkan meja makan.
Aku pun berbalik dan berdiri menghadap Onew Hyung yang masih menikmati sarapannya.
            “Siapa bilang aku berjalan kaki, aku berangkat dengan ini.” Kataku sembari menunjukkan kunci mobil dengan gantungan kunci batu berwarna pearl aqua green, yang memang merupakan kunci mobil Onew Hyung.”  Anyyeong Hyung, aku berangkat duluan ya” kataku sembari berbalik menahan tawa mengingat ekspresi Onew Hyung yang terdiam dengan mulut penuh roti.
            “YA MINNIE, ITU KUNCI MOBILKU CEPAT KEMBALIKAN” dapat kudengar teriakan Onew Hyung sesaat aku malangkah mendekati pintu utama diiringi derap kaki yang terburu.
            “MINNIE, SUDAH KUBILANG TUNGGU...ABOEJI KAMI BERANGKAT” terdengar lagi teriakan Onew Hyung yang kini berpamitan pada Aboeji dan menyusulku ke garasi. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkah konyol Hyung-ku satu ini yang sudah hampir 10 tahun terakhir tak pernah aku lihat akibat kesalahpahaman dulu. Kealahpahaman yang berhasil meghancurkan keluarga kami, kesalahpahaman yang disebabkan oleh satu orang yeoja tak tahu diri. Yeoja yang berhasil menjerat aboeji dengan berbagai cara, yeoja yang telah membunuh Eomma kami, dan yeoja yang telah merubah dua namja kecil yang manis untuk menjadi liar dan dingin untuk membenci aboejinya. Yeoja sialan bermarga Jung, aku bersumpah sampai ujung dunia-pun akan kukejar kau dan membalas semua sakit yang telah diterima oleh aboeji serta Onew Hyung. Terutama rasa sakit yang diterima oleh Eommaku.
@ Seoul Internatonal Hight School Yard
Author POV
Empat buah mobil sport nan mewah memasuki area pekarangan SIHS dan terparkir rapi di tepi gedung utama sekolah, dari dalam mobil tersebut keluarlah kumpulan namja yang bisa dibilang tampan, bahkan snagat tampan siapa lagi kalau bukan Onew serta ke-empat dongsaengnya. Mereka keluar dengan gagahnya diiringi teriakan histeris dari para yeoja yang memang selalu terobsesi dan ingin dekat dengan ke-lima namja pujaan SIHS itu, ditambah lagi namja berambut merah yang merupakan namja termuda sekaligus dongsaeng kandung Onew yakni Taemin yang sudah hampir 2 bulan lebih tak muncul di sekolah kini tengah berdiri tegap disamping Hyung-nya. Taemin hanya beriri memandang sekolahnya yang sudah lama tak ia lihat dan ternyata masih sama.
            “Kalian selalu saja membuat sekolah ini gempar tiap kali kalian muncul” kata sesosok yeoja yang berjalan menghampiri kelima namja tampan itu.
            “Ahhh..Mianhae, kami tak bermaksud seperti itu, he he” jawab Onew cengengesan menunjukkan yesmile-nya yang berhasil membuat yeoja disekitarnya makin histeris.
            “Sudahlah, kalian emang seperti itu, oh..Taemin-ah anyyeong kau sudah sembuh rupanya” kata Soo Ri sesaat melihat Taemin berdiri disamping Onew.
            “N-ne..apa kau tak lihat” jawab Taemin gugup namun ia tutupi dengan perkataan ketusnya, namun mengingat kembali perkataan aboeji-nya serta Onew membuat wajahnya tiba-tiba memanas.
            “Ishh kau ketus sekali... Ahh..Taemin-ah, ada apa dengan wajahmu apa kau sakit” tanya Soo Ri khawatir sesaat melihat wajah Taemin yang kembali memerah serta dengan sigap meletakkan punggung tangannya di kening Taemin untuk mengecek apakah Taemin benar-benar sakit. Taemin yang sedari tadi gugup hanya bisa berdiri mematung mendapat perlakuan seperti itu dari Soo Ri, hingga ia melirik ke arah Onew yang kini berdiri dihadapannya dibelakang Soo Ri tengah menyeriangai, ia akhirnya sadar dan bergegas melepaskan tangan Soo Ri dari dahinya.
            “Ah..a-ani kau cerewet sekali, a-aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit kedinginan, mungkin karena cuaca. Oh iya aku harus cepat ke kelasku” kata Taemin sembari berlari menjauhi Soo Ri serta Hyung-nya. Soo Ri hanya diam bingung melihat tingkah Taemin.
            “Ini kan musim panas, bagaimana mungkin ia kedinginan?” kata Soo Ri bingung sembari melangkah mengikuti Taemin.
Disisi lain Jonghyun, Key serta Minho hanya memandang aneh kearah dua dongsaeng mereka, sementara Onew hanya cekikikan menahan tawanya.
            “Hyung, ada apa dengan bocah itu? Tingkahnya aneh sekali, apalagi saat melihat Soo Ri tadi” tanya Jonghyun pensaran.
            “Mungkin ia malu dan gugup mengingat percakapan tadi pagi dengan aboeji saat sarapan”  kata Onew.
            “Percakapan apa Hyung” tanya Jonghyun lagi
            “Hanya masalah perjodohan” kata Onew.
            “Kalau masalah perjodohan ia tak akan segugup itu, apalagi didepan Soo Ri. Kecuali yeoja yang akan dijodohlan dengannya...” sahut Key.
            “Ne..ia akan dijodohkan dengan Soo Ri” jawab Onew santai sembari melangkah meninggalkan area parkir.
            “MWOOO!!!” teriak Jonghyun kaget sementara Key dan Minho hanya menutup telinga mereka, karena memang sudah mengira bahwa yeoja yang akan dijodohkan dengan Taemin adalah Soo Ri.
            “Berisik..” desis Minho.
            “He he..mian aku benar-benar terkejut” kata Jonghyun meminta maaf.
@ SIHS Student Council Room
Onew kini tengah duduk dimeja-nya dengan tangan terpaut didepan dagunya diatas meja, tepat diseberang mejanya tepatnya disofa duduk Jonghyun, Key, Minho dan Taemin yang kini terdiam menunggu sesuatu.
KRINGGGG...
Ditengah kesunyian itu, tiba-tiba ponsel Jnghyun berbunyi, ia segera mengangkat panggilan itu dan mendengarkan laporan dari sosok diseberang telepon. Setelah beberapa saat mendengarkan penuturan dari orang kepercayaannya, Jonghyun kembali duduk di kursinya dan menatap keempat member lainnya. Terutama kini pandangannya tertuju pada leader mereka Onew.
            “Hyung..mengenai dugaanmu yang mencurigai bahwa Junho terlibat dalam kasus keluargamu dan yeoja sialan itu, ternyata memang benar. Junho adalah anak dari yeoja yang telah merusak keluarga Lee”  papar Jonghyun. Langsung saja perkataan Jonghyun membuat emosi Onew serta Taemin yang berhasil teredam kembali memuncak ditambah dengan namja yang selama ini menjadi musuh mereka ternyata terlibat dengan peristiwa hancurnya keluarga mereka.
BRAKKKK....
Onew meluapkan emosinya dengan menggebrak mejanya serta melepas kacamata yang sedari tadi bertengger di wajah tampannya dengan kasar.
            “Dasar namja tak tahu diri, ternyata Eomma dan anak sama-sama tak punya hati, kalain cepat siapkan race untuk nanti malam. Kita akan berburu lagi untuk yang terakhir kalinya” perintah Onew dengan emosi yang membuncah, sementara Taemin hanya diam mencengkeram kacamatanya hingga hancur dan melukai telapak tangannya hingga darah segar mengalir dari luka itu.
            “Junho br******k, akan kubunuh kau” desis Taemin.
@ Han River Death Race
Onew beserta dongsaengnya kini tengah menunggu dengan mobil mereka masing-masing, beruntung mobil Taemin sudah selesai diperbaiki akibat kecelakaan yang ia terima terakhir kali di gudang tua itu, anak buah Junho sengaja menghancurkan mobil Taemin saat Taemin di sekap berjaga-jaga agar ia tak kabur. Onew dengan angkuhnya memutar-mutar pisau lipat milik Junho yang berhasil melukai Taemin dulu dan menyebabkan ia koma, sembari mengunyah permen karet di mulutnya. Disisi lain para dongsaengnya tengah bersiap-siap untuk menghadapi para anak buah Junho yang biasanya tak sedikit, tampak Jonghyun dan Minho yang kini tengah melilitkan perban di kedua tangan mereka. Sementara Taemin dan Key hanya saling bercanda melihat apa yang Key tunjukkan di ponselnya. Mereka tak merasaresah sama sekali, selama disamping mereka ada Minho dan Jonghyun tak akan ada yang bisa menyentuh mereka. Disamping itu, mereka juga cukup ahli bela diri meskipun tak sebanding jika dibandingkan dengan Jonghyun atau Minho yang memang pemegang medali kejuaraan Judo dan Aikido.
Setelah kurang lebih menunggu selama 15 menit, dari arah depan mereka muncul bebrapa sorot lampu yang sudah dipastikan mereka adalah Junho serta anak buahnya. Sesuai perkiraan, Junho memang selalu membawa anak buahnya dalam jumlah besar. Entah ada berapa mobil yang kini mengikutinya, mungkin adalah sekitar 10 mobil.
            “Dasar pengecut rendahan” desis Taemin dengan seringaian khas-nya
Sesaat Junho sampai dihadapan Onew serta dongsaengnya, ia sudah mendapatkan tatapan tajam dari mereka. Dengan wajah meremehkan Junho turun dari mobilnya dan menghampiri Onew dengan jarak kira-kira 2 meter diikuti oleh anak buahnya.
            “Ada urusan apa kau memanggilku? Apa kau belum puas dengan hukuman yang aku berikan dulu” seringai Junho diiringi tawa dari anak buahnya.
            “Ohh...senang sekali kau mau memenuhi undangan kami, meskipun ini adalah undangan kemaian untukmu” sahut Onew dengan wajah yang semula tersenyum berubah menjadi dingin dan meremehkan disertai smirk yang cukup  evil.
            “Apa tujuanmu sebenarnya, aku tahu race ini hanya basa-basimu saja untuk menarikku keluar benarkan?” tebak Junho yang ditanggapi tawa oleh kelima namja dihadapannya.
            “Heh..ternyata kau cukup pintar juga” kata Jonghyun meremehkan.
            “Cepat katakan apa tujuan kalian sebenarnya” kata Junho kesal karena merasa diremehkan dan terus berputar-putar.
Entah bagaimana caranya hingga kehadiran Onew tak disadari oleh Junho yang tiba-tiba berdiri di hadapannya dan kini tengah mengarahkan pisau lipat kearah dagu Junho.
            “Apa kau ingat ini?” tanya Onew dengan smirk andalannya. Anak buah Junho yang melihat boss  mereka dalam kondisi mendesak segerabergerak ingin menyelamatkannya.
            “Kalau kalian masih ingin hidup panjang, diam disitu dan jangan bergerak. Atau pisau ini akan kutusukkan tepat di jantungnya” ancam Onew, dan dengan cepat mereka mengehntikan langkah mereka saat melihat Junho mengangkat tangannya meminta mereka menahan serangan. Ditambah lagi kini Jonghyun dan Minho yang berdiri menghadang mereka, sepertinya nyali mereka makin ciut saat melihat kehebatan duo itu saat menyelamatkan Taemin dan Soo Ri dulu.
            “K-kau, mau apa kau sebenarnya?” tanya Junho gugup takut pisau yang Onew pegang menggores lehernya.
            “Apa kau tuli? Aku bertanya apa kau ingat pisau ini?” tanya Onew lagi kini dengan nada penuh ancaman.
            “Tentu, itu milikku yang dulu kugunakan untuk menusuk dongsaengmu” kata Junho.
            “Ternyata ingatanmu kuat juga ya, berkat kau dan pisau ini dongsaengku harus terbaring koma selama dua dan hampir kehilangan nyawanya. Apa kau tahu itu” kata Onew sembari mengarahkan pisau lipat itu mengitari wajah Junho yang kini tengah berdiri mematung.
            “Lalu apa yang kau inginkan? Apa kau ingin balas dendam? Bukankah dongsaengmu sudah sadar dan kini ia tengah berdiri dibelakangmu” kata Junho sembari melirik Taemin yang kini tengan berdiri dan balik menatapnya.
            “Ya,beruntung sekali dia masih punya kesempatan untuk hidup dan sepertinya Tuhan masih cukup menyayanginya, tapi aku tak tahu apakah akan terjadi keajaiban yang sama apabila yang berada diposisinya saat itu adalah kau” kata Onew dengan sedikit menekankan ujung pisaunya pada pipi Junho dan membuat siempunya meringis merasakan perih.
            “Apa maksudmu sebenarnya?” tanya Junho.
            “ Dengarkan aku baik-baik karena aku tak akan mengulangi perkataanku. Apa kau  mengenal yeoja yang dulu telah menghancurkan keluargaku, oh salah...apa kau mengenal yeoja bernama Jung Jessica?” tanya Onew dengan pisau masih mengarah kearah leher Junho.
Seketika tubuh Junho menegang sesaat Onew menyebutkan nama yeoja yang telah menghancurkan keluarganya.
            “Kenapa kau diam? Apa kau tak kenal dengan yeoja itu? Oh...ataukah mungkin kau lupa dengan Eomma-mu sendiri hah...Jung Junho” cerca Onew dan kini mendapatkan tatapan tajam dari Junho.
            “Heh...apa maksudmu hah? Aku tak mengerti, asal kau tahu aku tak pernah mengenal yeoja bernama Jessica atau siapapun itu. Asal kalian tahu Eomma-ku bernama Jia bukan Jessica seperti yang kau ucapkan tadi” jawab Junho menyembunyikan rasa gugupnya namun Onew bisa membaca hal itu. Onew kemudian melontarkan tinjunya tepat ke pipi Junho.
            “Apa kau pikir aku bodoh, aku sudah menyelidiki semuanya. Dan aku tak penah salah. Kau adalah putra tunggal dari Jung Jessica dengan namja dari keluarga terpandang asal Jepang. Asal kau tahu karena ulah Eomma-mu aku kehilangan keluargaku, karena Eomma-mu aku harus membenci Aboeji yang tak pernah bersalah pada kami dan karena Eomma-mu kami harus kehilangan sosok Eomma kami. Apa kau tahu itu hah!” bentak Onew yang kini mencengkeram kerah Junho. Junho hanya memalingkan wajahnya kesamping.
            “Heh..tahu apa kau soal keluargaku?” kata Junho lirih.
            “Eh..” kata Onew terperanjat.
            “Tahu apa kau soal keluargaku hah? Kau bahkan tak tahu bagaimana perjuangan hidupku selama belasan tahun demi mendapat pengakuan darinya” bentak Junho yang kini memandang lurus ke arah Onew.
            “Apa maksudmu?” tanya Onew mulai mengendorkan cengkramannya pada kerah jaket Junho.
            “Wanita itu, dia bahkan tak pernah menganggapku sebagai putranya. Hanya karena aku lahir bukan dengan pria yang ia cintai, ia membenciku. Selama belasan tahun aku berjuang melakukan hal yang bisa membanggakannya namun hasilnya nihil tetap saja ia membenciku. Ia selalu saja membanding-bandingkan aku dengan kalian, apa kalian tahu bagaimana perasaanku? Aku hancur, Eomma yang telah melahirkanku bahkan lebih mencintai putra orang lain dibandingkan dengan putranya sendiri” kata Junho.
            “Apa maksudmu dengan membandingkan dirimu dan kami?” tanya Taemin yang kini berdiri dihadapan Junho tepat disebelah kanan Taemin.
            “Eomma selalu saja memuji-muji kalian saat kalian memperoleh hal yang unggul hingga sekarang, dan hingga sesaat sebelum ia meninggal karena sakit. Dan hingga saat itu aku tak pernah mendengar ia bangga terhadapku” papar Junho.
            “Apakah itu sebab mengapa kau sangat membenci kami dan hampir menghilangkan nyawaku?” tanya Taemin menyimpulkan dan Junho hanya membuang muka.
Setelah mendengar perkataan Junho, Taemin mulai mengerti mengapa Junho sangat membencinya setelah selama ini ia bingung kenapa Junho begitu membencinya hanya karena kalah dalam pertandingan, dan ternyata inilah alasan yang sebenarnya. Taemin mengulurkan tangannya ke arah Junho dan hanya dipandangi oleh Junho.
            “Aku tahu bagaimana perasaanmu, kau yang berjuang sekuat tenaga memperoleh pengakuan dari Eomma-mu dan sementara kami yang sekuat tenaga melupakan kepedihan atas perginya Eomma kami. Kita sama-sama tahu bagaimana perasaan kesepian tanpa adanya sosok Eomma. Aku hanya tak ingin menambahkan penderitaan dan kepedihan diantara kita. Apa kau mau berusaha bersamaku?” tawar Taemin dengan seulas senyum yang mengembang. Junho hanya memandang uluran tangan Taemin kemudian mengacuhkannya, ia bediri kemudian memperlihatkan smirknya.
            “Jangan senang dulu, kalian masih berhutang race padaku. Dan aku akan menagihnya lain kali. Dan untukmu bocah, ...mmm, terima kasih” kata Junho sembari berbalik setelah berterima kasih pada Taemin dengan seulas senyum terkembang diwajahnya.
            “Ne” jawab Taemin singkat dengan terus menatap punggung Junho yang menjauhinya, namun tiba –tiba Junnho berhenti dan berbalik kearahnya.
            “Oh..aku lupa, sampaikan salamku untuk yeojachinguku yang manis itu. Dan sampaikan permintaan maafku padanya. Ahh..dan sampaikan pula padanya jika ia bisan terhadapmu ia bisa datang kepadaku kapan saja..haahhahaa” kata Junho denagn tawa khasnya. Sontak saja perkataan itu membuat wajah Taemin memrah dan geram dibuatnya.
            “Apa katamu. Apa kau mau bermusuhan lagi denganku” ancam Taemin yang justru ditanggapi tawa oleh Junho dan keempat Hyug-nya dan tak terkecuali anak buah Junho.
Mobil Junho akhirnya melesat perg dan tampak Junho melambaikan tangannya.
            “Apakah sudah berakhir sekarang?” tanya Taemin.
            “Sepertinya...” kata Key menepuk bahu Taemin pelan.
            “Ahh..aku lupa, ini belum berakhir ada hal penting yang belum kita laksanakan” kata Jonghyun tiba-tiba.
            “Apa maksudmu?” tanya Minho dan ditanggapi kedipan mata oleh Jonghyun.
            “Ahh artasso...apa yang kau maksud hal yang terlupa itu...perjodohan Taemin dengan Soo Ri?” tebak Onew dan ditanggapi Taemin dengan terkejut.
            “Dari mana kalian tahu?” tanya Taemin pada Jonghyun.
            “Tentu saja, apa yang tidak kami ketahui tentang dirimu hah..” kata Jonghyun mengusap kepala Taemin.
Dilain sisi Onew tengah melangkah menuju mobilnya tanpa sepengetahuan Taemin serta ketiga dongsaengnya yang lain.
            “ONEW HYUNGGGG....MULUTMU EMBER SEKALIII” teriak Taemin.
            “Mian Taemin, bagaimana kalau kita race ke rumah, kalau kau menang kau boleh minta apapun padaku” kata Onew sembari memacu mobilnya meninggalkan sungai Han.
            “HYUNGGG KAU CURANGG” teriak Taemin lagi dan ditanggapi tawa oleh semuanya.
@ Lee’s Family House
Taemin POV
Hari ini adalah hari paling membahagiakan bagiku, hari ini semua anggota keluargaku tengah berkumpul. Aboeji, Onew Hyung, Jonghyun Hyung, Key Hyung serta Minho Hyung tengah bercanda gurau di aula rumahku ini. Ya hari ini adalah hari pertunangan dengan yeoja yang sangat aku cintai, ya dia adalah yeoja yang sejak awal menerimaku apa adanya dan yeoja yang telah merubahku untuk belajar terbuka dan peduli terhadap  perasaan orang lain. Hari ini bahkan Junho Hyung hadir, semenjak insiden di sungai Han itu hubungan kami menjadi akrab. Meskipun sesekali kami bersiteru ringan karena kalah dalam race. Baru aku sadari ternyata Junho Hyung sosok yang hangat dan peduli. Kami sadar kami hanyalah korban dari keegoisan orang tua kami, dan tidak sepantasnya kami saling membenci karena hal itu. Dan berkat yeoja disampingku inilah aku belajar hal itu. Sungguh malam ini ia tampak sangat cantik, dibalut dengan gaun putih gading senada dengan tuxedo yang aku pakai. Kami terlihat sangat serasi. Disamping yeoja ku aku dapat melihat namja yang dulu sempat aku benci, ya dia adalah Minwo sahabat dari yeojaku. Tapi aku sadar dimata dan hatinya hanya ada aku.
            “Taemin-ah kenapa kau melamun?” tanya Soo Ri.
            “Ani, aku hanya sedang berpikir aku tak pernah membayangkan akan berada pada posisi seperti ini. Dikelilingi oleh orang-orang yang sangat peduli dan sayang kepadaku. Dulu aku selalu berpikir bagaimana caranya balas dendam. Namun setelah bertemu denganmu aku sadar bahwa di dunia ini masih ada hal yang penting dibandingkan dengan balas dendam yakni membuat orang yang ada disekeliling kita bahagia. Gomawo Soo Ri kau adalah yeoja terbaik yang pernah aku temui, aku harap kau mau menerimaku yang sungguh tak berguna ini” kataku
            “Kau bicara apa chagi, asal kau tahu. Saat pertama kali bertemu denganmu aku sudah jatuh cinta padamu, apalagi saat kau mencuri ciuman pertamaku di gudang dulu. Sejak saat itu, aku tak pernah bisa melepaskanmu dari pandanganku. Dan asal kau tahu seperti apapun dirimu, aku tetap menerimamu” kata Soo Ri.
Sungguh yeoja dihadapnku ini bagaikan malaikat, aku rela kehilangan nyawaku untuk yeoja ini. Aku rela kehilangan kebahagiaanku demi melihat yeoja ini tersenyum. Sungguh akan kulakukan apapun demi membuatnya bahagia. Suasana diantara kami menjadi terasa sunyi, perlahan kudekatkan wajahku kearah wajahnya yang kini tengah mulai menutup matanya, wajah kami sudah sangat dekat hingga bisa kurasakan hembusan nafasnya di wajahku tinggal sedikit lagi...
            “EKHHMMM” deham seseorang, seketika kami menegakkan badan kami.
Kulihat Onew Hyung yang kini tengah berdiri dengan kostum lucu “Stich” di hadapan kami.
            “Minnie, apa aku boleh berganti pakaian sekarang? Aku sudah hampir 2 jam memakai kostum ini” tanya Onew Hyung dengan wajah memelas melihat penampilannya.
            “Ani Hyung, ini hukumanmu. Kau kan kalah saat race dulu dan sebagai hukumannya kau akan melakukan apapun yang aku minta” kataku
            “Tapi aku kalah karena bensinku habis, itu tak bisa dibilang kalah” protes Onew Hyung.
            “Tetap saja Hyung, apa Hyung lupa? Hyung juga curang saat itu dengan start duluan. Sudahlah Hyung nikmati saja, kau terlihat lucu dengan kostum ini dan tenang saja kau masih terlihat tampan. Benarkan Soo Ri” kataku
            “Ne, Oppa kau terlihat tampan dan lucu” sahut Soo Ri.
            “Ishh kalian ini sama saja, setidaknya jangan suruh aku memakai kostum menggelikan seperti ini. Kau ka bisa menuruhku menggunakan kostum vampir atau apa yang terlihat tampan, bukan kostum kartun seperti ini” protes Onew Hyung lagi.
            “Setidaknya, aku lebih memilih Stich dibandingkan dengan Lilo, apa Hyung mau memakai kostum Lilo?” tawarku.
            “MWOO!! Apa kau gila, sekarang saja aku sudah malu apalagi kau memintaku memakai kostum yeoja. Ani aku memakai kostum ini saja” kata Onew Hyung sembari berlalu pergi dan kami tertawa melihat tingkah Onew Hyung.
Itulah Onew Hyung, sosok Hyung yang sangat aku banggakan sosok seorang Hyung yang ceria, konyol dan baik hati. Namun disisi lain ialah Leader S’rider yang paling ditakuti oleh Rider seantero Seoul. Aku memasukkan tanganku kedalam saku celana panjangku, kuambil kaca mata yang selalu menemaniku dan menyembunyikan sosokku yang sebenarnya. Kupandangi kacamata itu dan dengan perlahan kuletakkan disamping vas berisi mawar putih kesukaan Soo Ri.
            “Selamat tinggal Taemin yang penuh dengan kepalsuan, dan kini ucapkan selamat datang untuk Taemin yang baru beserta kehidupan baru yang kini menanti” kataku dalam hati.
::--::--::
Hidup adalah misteri,
terkadang apa yang kita lihat tidak semata-mata adalah hal yang sebenarnya terjadi.
Belajarlah untuk menerima apa yang sebenarnya terjadi
dan berusaha untuk merubah menjadi hal yang lebih baik.
Hal yang bagus diluar tidak selamanya akan menampakkan hal yang baik pula didalamnya, belajarlah untuk mengerti apa yang dirasakan oleh orang lain dan berusaha menjadi yang terbaik untuknya.
::--::--::
---The End---
 


No comments:

Post a Comment